Dua aksi ledakan bom yang diduga aksi bom bunuh diri, kembali terjadi di sebelah Mesir, Rabu (26/4) tepatnya di wilayah utara Sinai.
Ledakan pertama terjadi di dekat bandara yang digunakan oleh Multinasional Force and Observers (MFO), El-Gorah, 35 km dari kota El-Erish yang terletak di pesisir pantai utara.
Juru bicara MFO, Normand St. Pierre mengungkapkan, pelaku ledakan muncul dengan target kendaraan-kendaraan milik MFO dan tidak ada anggota MFO yang menjadi korban dalam aksi serangan itu. Tapi sebelumnya, sumber-sumber di keamanan Mesir menyebutkan ada dua anggota MFO yang terluka akibat ledakan tersebut. Koresponden Al-Jazeera juga menyatakan dua pemantau internasional asal Selandia Baru dan Norwegia serta dua tentara Mesir, mengalami luka-luka dalam insiden ledakan itu.
Serangan bom terhadap MFO ini merupakan yang kedua kalinya setelah pada Agustus 2005 lalu juga terjadi serangan serupa terhadap sebuah kendaraan MFO yang sedang melaju di jalan dekat North Camp. Dua personil militer asal Kanada mengalami luka ringan dalam ledakan tersebut.
MFO yang berbasis di Roma, dibentuk untuk mengawasi persyaratan-persyaratan keamanan yang tercapai dalam kesepakatan damai antara Mesir-Israel yang ditandatangi pada 1979. MFO melibatkan 11 negara, antara lain Australia, Kanada, Kolombia, Fiji, Perancis, Hungaria, Italia, Selandia Baru, Norwegia, AS dan Uruguay, yang terdiri dari komponen-komponen angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut.
Ledakan kedua terjadi di dekat sebuah mobil polisi di luar sebuah pos polisi di Syeikh Zuwayed, tidak jauh dari El-Arish.
Menteri Dalam Negeri Mesir, Habib el-Adly dalam siaran televisi nasional Mesir mengungkapkan, dua aksi ledakan bom di Sinai itu berhubungan dengan ledakan sebelumnya yang terjadi Dahab hari Senin (24/4) kemarin, aksi ledakan di Sharm El-Syeikh tahun 2005 dan insiden ledakan di Taba tahun 2004 lalu.
"Informasi yang kami dapat mengindikasikan bahwa pelakunya adalah warga Badui Sinai dan ledakan yang terakhir ini berhubungan dengan serangan sebelumnya," kata El-Adly.
"Dalam evaluasi yang saya lakukan, dua insiden pada Rabu kemarin terkait erat dengan insiden di Dahab, dan para pelakunya adalah kelompok yang sama, yang bertanggung jawab atas insiden di dahab," sambungnya.
Ditanya mengapa para pelaku pengeboman memilih hari libur nasional untuk melakukan serangannya, Menteri Dalam Negeri Mesir menyatakan bahwa pertanyaan itu membutuhkan pemikiran lebih lanjut. "Apakah para pelaku ini memiliki visi tertentu atau mereka berfikir bahwa aparat polisi lebih santai pada hari libur. Tapi itu tidak benar. Pada hari libur, aparat kepolisian malah siap siaga," jelas El-Adly. (ln/iol/aljz)