Mesir Kembali Buka Perbatasan Gaza

Mesir Kembali Buka Perbatasan Gaza

Mesir telah membuka kembali perbatasan dengan Jalur Gaza yang ditutup setelah 16 tentara Mesir tewas oleh kelompok militan di Semenanjung Sinai.

Namun hanya warga Palestina yang ingin kembali ke Gaza saja yang diizinkan lewat perbatasan Rafah.

Sementara itu, televisi Mesir, Nile TV, melaporkan tentara telah menahan sembilan orang di Sinai di tengah operasi keamanan yang terus ditingkatkan.

Dalam perkembangan lain, para pemuka Baduwi di semenanjung Sinai sepakat untuk membantu memulihkan keamanan di kawasan yang berbatasan dengan Jalur Gaza dan Israel itu.

Dalam pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Mesir Ahmed Gamal al-Din, mereka juga menyatakan dukungan atas rencana untuk menghancurkan terowongan yang sering digunakan untuk penyelundupan ke Gaza.

Langkah itu dilakukan di tengah pengerahan pasukan Mesir di kawasan itu dalam operasi untuk menekan militan Islamis yang berada di sana.

Para militan dicurigai membunuh 16 pengawal perbatasan Mesir hari Minggu lalu.

Mesir mengerahkan pasukan tambahan, tank-tank dan juga kendaraan lapis baja lain.

Mendagri Gamal al-Din bertemu dengan para pemuka Baduwi hari Kamis malam di al-Arish, sekitar 50km di barat perbatasan Gaza, untuk meminta dukungan mereka.

Ia mengatakan kepada para wartawan, “Dengan bantuan mereka (yang tinggal di Sinai), misi ini akan berhasil.”

Menghancurkan terowongan

Sheikh Atef Zayed, anggota suku Al-Rishad, mengatakan semua yang hadir mendukung operasi militer.

“Keamanan Mesir adalah bagian dari keamanan Sinai,” kata Zayed seperti dikutip kantor berita Reuters.

Anggota kelompok lain, Eid Abu Marzuka, mengatakan mereka juga sepakat bahwa terowongan ke Gaza harus dihancurkan.

“Biarlah Hamas marah, kami tidak peduli,” katanya tentang kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.

Marzuka mengatakan kontak Israel dengan Palestina di Gaza harus melalu perbatasan resmi Rafah.

“Kami menentang penyelundupan, dan menentang pengepungan,” tambahnya mengacu pada blokade Israel terhadap daerah kantung itu.

Kelompok militan yang melakukan penyerangan diduga menggunakan terowongan untuk melarikan diri.

Kantor berita Mena melaporkan tentara juga telah mengepung terowongan itu.(fq/bbc)