Barangkali ini berita yang tidak terlalu penting disimak. Untuk pertama kalinya di Negara Mesir, sebuah perhelatan Mr World digelar sukses. Meski mengundang kritik sana sini, toh acara pemilihan pria idaman Mesir atau Mr. Egypt itu pun akhirnya berlangsung juga. Pemenang Mr. Egypt yang diselenggarakan sejak Selasa (16/4) di sebuah hotel besar di Kairo, adalah Ibrahim Abdel Jawad, pemuda berusia 24 tahun. Ia menang dan mampu menyisihkan 17 peserta lainnya untuk menyandang gelar Mr. Egypt. Dan rencananya, Ibrahim Abdel Jawad, bakal dikirim mewakili Mesir untuk ikut dalam kontes pria dunia yang biasa disebut Mr. World. Acara tersebut bakal digelar di Cina tahun ini, dengan peserta yang datang dari sekitar 80 negara dunia.
Namun berita ini menjadi penting dilansir karena tentu saja ini bagian dari keprihatinan Islam terhadap perkembangan Mesir yang menjadi kiblat para penuntut ilmu Islam di dunia. Dan ternyata, penyelenggaraan Mr. Egypt ternyata tidak lebih parah, karena sebelumnya di negeri itu juga sudah digelar sukses acara konteks kecantikan Mrs. Egypt di tahun 2005 lalu. Kontes yang mengundang kritikan keras lantaran melanggar etika, tradisi dan agama di Mesir itu, didukung berbagai produser kosmetika guna meningkatkan pasar mereka. Sementara pihak pemerintah Mesir justeru berterima kasih, lantaran acara tersebut bisa memberi dampak positif pada peningkatan jumlah wisatawan asing ke negeri spink itu.
Kontes Ratu Mesir yang paling banyak menghebohkan terjadi pada tahun 1998. Ketika itu para ulama Azhar, partai politik dan wakil rakyat di Parlemen berbeda pendapat. Hingga akhirnya muncul sebuah fatwa mengharamkan acara tersebut dari Syaikh Nashr Farid Washil. Yang lebih membuat miris adalah ketika acara itu berlangsung, dunia Islam tengah banyak dirundung masalah, dari soal Intifadhah Al-Aqsha pertama dan kedua, serta agresi militer AS ke negara Islam Irak.
Menurut Syaikh Dr. Nashr Farid yang juga termasuk ulama mufti di Mesir, "Kontes kecantikan itu telah merusak kehormatan dan mendorong penampilan aurat wanita, lalu memotifasi mereka untuk tidak malu dan tidak berpegang pada akhlak Islam maupun tradisi Mesir." Karena itu, ia lalu menegaskan, "Haram penyelenggaraan kontes kecantikan, sama sekali tidak dibolehkan dalam Islam." Toh acara itu berlangsung juga, bahkan berulang di tahun 2005 lalu. (na-str/iol)