Mesir mendeportasi empat mahasiswa asal Chechnya dengan tuduhan terlibat jaringan al-Qaida. Keempat mahasiswa Universitas Al-Azhar itu akan dideportasi ke Rusia. Salah satu mahasiswa adalah Mashkud Abdullaev, putera dari tokoh perlawanan Muslim Chechnya, Supyan Abdullaev.
Wakil Konsul Rusia di Mesir, Yusup Abakarov menyatakan ada masalah dalam keputusan deportasi itu tanpa menjelaskan lebih detik permasalahannya. Deportasi yang seharusnya dilaksanakan kemarin, ditunda dengan alasan tertinggal pesawat yang menuju Rusia.
Aparat berwenang di Mesir menampik penundaan itu karena adanya persoalan dalam keputusan deportasi dan menegaskan bahwa keempat mahasiswa tersebut tetap akan dipulangkan secara paksa. Termasuk Mashkud, yang disebut-sebut deportasinya dicabut.
Mashkud Abdullaev sudah menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo sejak tahun 2006. Ia ditangkap oleh aparat keamanan Mesir bersama 35 mahasiswa Rusia lainnya, kebanyakan asal Chechnya, Ingushetia dan Dagestan pada tanggap 27 Mei lalu. Para mahasiswa itu dituduh punya hubungan dengan jaringan al-Qaida, yang oleh pemerintah Mesir dituding sebagai dalang serangan bom di sebuah distrik pariwisata di Kairo bukan Februari kemarin.
Sejak peristiwa itu, aparat keamanan Mesir menggelar operasi penggeledahan dan penangkapan terhadap para mahasiswa asing yang kuliah di Universitas Al-Azhar. Para mahasiswa yang tertangkap berupaya meminta status pengungsi ke negara Azerbaijan, tapi keinginan itu ditolak oleh otoritas Mesir yang tetap mendeportasi mereka ke Rusia.
Yang menjadi persoalan, sesampainya di Rusia, para mahasiswa itu tidak lagi diketahui nasibnya dan diduga mengalami kekerasan di penjara-penjara Rusia. Organisasi hak asasi manusia yang menangani kasus ini, Amnesty Internasional menyatakan, empat mahasiswa yang dideportasi ke Rusia pada tanggal 9 Juni lalu langsung ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui oleh petugas keamanan Rusia dan Chechnya.