Dua negara Arab, Mesir dan Suriah, di PBB mendesak Badan Pengawas Atom Internasional (IAEA) untuk meloloskan resolusi kecaman atas fasilitas nuklir yang dimiliki Israel. Hari ini, kedua negara tersebut akan memberikan presentasi di depan Sidang Umum PBB dan juga IAEA mengenal nuklir Israel.
Dutabesar Mesir untuk PBB, Ilhab Fawzy mengatakan, IAEA harus meluluskan resolusi atas Israel jika memang lembaga ini berkomitmen menjaga dunia internasional dari nuklir yang tidak aman, terutama yang dikembangkan dengan niat sebagai persenjataan. Begitu juga Dutabesar Suriah, Ibrahim Othman, dalam sidang umum IAEA mengatakan, "Negara-negara Arab akan memberikan dukungan yang besar atas usaha pengawasan nuklir Israel oleh IAEA. Kami berharap konferensi ini mengadopsi resolusi yang kami usulkan tentang nuklir Israel. "
Sampai sejauh ini, tidak ada satu badan dunia pun yang berani mengutak-atik proyek pengembangan nuklir Israel yang berpusat di Gurun Negev, Dimona. Padahal sudah jelas-jelas, Israel mengembangan teknologi nuklirnya untuk kepentingan keamanan dan persenjataan negara Zionis Yahudi tersebut. Sudah berkali-kali negara-negara Arab mengajukan resolusi dan usulan ke lembaga-lembaga dunia seperti PBB dan IAEA tentang masalah nuklir Israel. Namun sejauh ini, lembaga-lembaga tersebut menunjukkan sifat yang ambigu dan tidak mengambil keputusan. Sementara di lain pihak, sikap PBB dan IAEA atas Iran sangat kuat dan tegas.
Tapi bagaimanapun, kedua dutabesar dari Mesir dan Suriah, kepada publik mengatakan, mereka akan selalu sabar dan tak berhenti untuk terus mengajukan resolusi atas nuklir Israel. "Saya berharap sikap PBB dan IAEA tidak membuat negara-negara Arab, terutama dan negara-negara di dunia untuk menggugat dan mengajukan masalah nuklir Israel ke dunia intenasional, " ujar Othman di Vienna. Ia berharap, Israel mau menandatangani perjanjian NPT atau Non-proliferation Treaty, perjanjian yang mengatur kepemilikan dan pengembangan nuklir internasional.
Sampai hari ini, Israel masih enggan dan terus menolak desakan penandatangan NPT oleh dunia internasional. "Kami berharap Timur Tengah menjadi kawasan yang bebas senjata nuklir. Kami tidak bias membayangkan jika kawasan yang memiliki potensi konflik sangat tinggi ini, masing-masing negaranya mengembangan teknologi persenjataan nuklir, " harap Othman.
Di saat yang sama, perwakilan dari Iran, wakil pemimpin tertinggi Angkatan Udara Iran, Muhammad Alavi, memberikan peringatan, jika Israel tidak segera dinetralisir maka negara manapun bisa diserang oleh negara Yahudi tersebut. Namun pernyataan keras Iran tersebut disanggah oleh Amerika, bahwa Israel tidak akan menyerang dan tidak pernah memiliki niat menyerang negara manapun, terutama negara-negara Arab. Dalam sidang tersebut, banyak pertanyaan yang mengemuka. Salah satunya adalah, Amerika Serikat hadir dalam sidang umum IAEA ini mewakili siapa? Mewakili rakyat Amerika, atau mewakili Israel Raya? (Herry Nurdi/ Arab News)