Mesir Dalam Bahaya

Pemerintah Mesir dilaporkan akan menurunkan kebijakan "tangan besi" kepada mereka yang mengancam keamanan nasional negara, demikian pernyataan menteri kehakiman Mesir hari Ahad kemarin, setelah terjadi bentrokan antara Islam dan Kristen yang menewaskan 12 orang dan melukai 232 orang di Kairo.

"Mesir sudah menjadi sebuah bangsa yang berada dalam bahaya," kata Menteri Kehakiman Abdel Aziz Al Gindi kepada wartawan setelah sidang kabinet darurat yang diadakan oleh Perdana Menteri Essham Sharaf. "Pihak berwenang akan bertindak dengan tangan besi kepada semua orang yang mengutak-atik keamanan nasional."

Perdana Menteri Sharaf sendiri dikabarkan langsung menunda perjalanan ke Teluk untuk mengadakan rapat darurat dengan anggota kabinetnya.

Sementara itu, sekitar 5.000 orang Kristen Koptik Mesir memblokir dua jalan utama di pusat kota Kairo pada hari Ahad saat mereka berbaris ke gedung televisi negara dalam upaya protes terhadap perkelahian yang terjadi hari Sabtu sebelumnya, di mana kementerian dalam negeri mengatakan enam orang Kristen dan sedikitnya lima Muslim tewas. Namun angka tersebut tersebut selalu berubah sepanjang hari.

Di antara yang terluka, 65 ditembak oleh senjata api.

Insiden Sabtu adalah bentrokan sektarian kedua yang mematikan sejak revolusi 15 Januari, di mana Muslim dan Kristen bergabung menuntut mundurnya Presiden Hosni Mubarak. (sa/aby)