Safwat Higazi :Pemerintah Membentuk Peradilan Independen

Satu bulan sejak lahirnya demonstrasi yang kemudian berubah menjadi revolusi di Mesir, kembali para demonstran, mereka pergi ke Tahrir Square, dan mendesak militer untuk membersihkan kabinet dari menteri yang ditunjuk oleh diktator Mubarak.

Pihak militer dua minggu sejak digulingkannya Mubarak, berjanji akan melaksanakan pemilu dalam waktu enam bulan, menjamin Mesir tidak akan kembali ke masa lalu era Mubarak tiranik.

Para aktivis menekan militer untuk memasukkan tim yang terdidi para teknokrat dan merombak kabinet baru diangkat. Tuntutan Cukup jelas yaitu :

-Pengunduran diri pemerintah Perdana Menteri Ahmed Shafiq.

-Pengunduran diri seluruh gubernur di Mesir.

-Pembebasan segera tahanan politik.

-Menerbitkan sebuah amnesti umum yang bersifat umum.

-Pemberhentian para pejabat keamanan negara.

Pembentukan komite peradilan yang independen untuk mempercepat sidang bagi semua yang terlibat dalam menyiksa dan membunuh demonstran.

Menurut Safwat Higazi, seorang anggota terkemuka dari Dewan Pelindung Revolusi, aktivis akan terus menyerukan tuntutan mereka, tanpa melihat konsekuensinya. Dia menekankan bahwa para aktivis, sangat mengkawatirkan kehancuran revolusi 25 Januari dan kembalinya rezim kekuasaan otokrat, yang akan menjalankan menjalankan gerakan kontra-revolusi oleh antek Mubarak.

Para pengunjuk rasa juga menuntut bahwa Mubarak akan dibawa ke pengadilan untuk diadili, dan semua aset nya harus dikembalikan kepada negara. Mereka menyerukan wajah rezim lama, seperti Safwat El Sherif, Fathi Sorour, Azmy Zakaria, dan Mufid Shehab, segera diadili dan aset mereka juga bekukan.

Sementara itu, tentara Mesir berdiri selama shalat Jumat, yang diikuti ratusan ribu orang, di mana imam yang menyampaikan khutbah menyerukan pemberontakan melawan Libya Gaddafi. (mh/tm)