Sore hari Jum’at (5/10), hampir serentak telepon milik 10 keluarga pimpinan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang ditahan oleh keamanan Mesir berdering. Telepon ternyata berasal dari juru bicara Al-Ikhwan wilayah Amn Aljeza. Awalnya, keluarga para pimpinan Al-Ikhwan yang menerima telepon menduga akan ada berita menyedihkan yang biasanya disampaikan petinggi Al-Ikhwan prihal anggota keluarga mereka. Tapi ternyata yang terdengar adalah berita pembebasan 10 pimpinan Al-Ikhwan, termasuk DR. Isham Arayan.
Menurut sumber yang dekat dengan Al-Ikhwan, sebelum waktu berbuka puasa, mobil keamanan Mesir telah datang ke rumah-rumah para mantan tahanan itu untuk membebaskan mereka. Di dalam sejumlah mobil itu ada 10 pimpinan Al-Ikhwan dari 17 orang lainnya yang sebelumnya ditangkap penguasa Mesir pada pertengahan Agustus lalu, di Kairo.
Setelah melalui tahap interogasi, tujuh orang di antara mereka sudah dibebaskan terlebih dahulu. Dan sisanya, 10 orang tetap mendekam di sel tahanan penguasa Mesir. Kemarin, 10 orang itu dibebaskan, yakni Sayed Nazeli, Ir. Nabel Muqbil, Dr. Ahmad Umar, Usamah Hasanain, Ir. Khalid Beltagi, Ir. Husam Abu Bakr, Hamadi Ibrahim, Saifud Din Maghribi, dan Hemam Ali Yusuf.
Dalam pernyataan pertama yang disampaikan Al-Ikhwan kepada Islamonline, Isham Arayan menolak bila pembebasan itu terkait dengan seruan damai yang disampaikan penguasa Mesir kepada Al-Ikhwan, pascapenangkapan massal yang intensif terhadap Al-Ikhwan, khususnya terkait mendekatnya fase transisi kekuasaan Mubarak sebagai Presiden Mesir. “Pembebasan ini tak ada kaitannya sedikitpun dengan masalah dalam negeri Mesir. Tapi ini memang ketetapan pengadilan, ” ujar Arayan. Ia juga menegaskan bahwa penangkapan para petinggi Al-Ikhwan tidak menjadikan organisasinya kehilangan figure pemimpin di sejumlah wilayah.
Seperti diketahui, organisasi Al-Ikhwan semakin mendapat tekanan represif dari penguasa Mesir setelah mereka memperoleh dukungan suara sebagai partai oposisi paling besar di Mesir pada pemilu 2005. Al-Ikhwan berhasil menempatkan kadernya pada satu perlima dari total kursi parlemen Mesir. Alasan penangkapan yang dikemukakan pemerintah Mesir sejak dahulu tak pernah berubah, yaknikarena mereka dituduh berafiliasi pada organisasi terlarang. (na-str/iol)