Mesir Akan Pasok Listrik ke Jalur Ghaza, Kurangi Ketergantungan Pada Israel

Mesir akan memberikan bantuan energi listrik bagi wilayah Jalur Ghaza, agar warga Palestina di wilayah itu tidak lagi menggantungkan sumber listriknya dari Israel.

"Mesir sudah memutuskan untuk mengimplementasikan sebuah proyek untuk memberikan pasokan listrik mulai dari 17 sampai 150 megawatt ke Jalur Ghaza, untuk meringankan beban penderitaan rakyat Palestina, " demikian laporan surat kabar Mesir, Al-Ahram edisi Jumat (21/3) tapi tidak disebutkan kapan proyek itu akan dimulai.

Penduduk Jalur Ghaza yang berjumlah sekitar 1, 5 juta jiwa, selama ini menggantungkan sebagai pasokan listriknya dari Israel. Dan sejak Hamas menguasai wilayah Jalur Ghaza bulan Juni 2007 lalu, rejim Zionis Israel memutus aliran listrik ke wilayah itu dan melakukan pemblokadean ketat sehingga memicu krisis kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Ghaza.

Al-Ahram mengutip pernyataan seorang pejabat senior di kementerian energi listrik Mesir yang mengatakan bahwa Islamic Development Bank (IDB) sudah setuju untuk memberikan bantuan sebesar 32, 5 juta dollar guna membiayai proyek pembangkit listrik di kota El-Arish, Sinai yang menyediakan sumber listrik ke wilayah Jalur Ghaza.

Saat ini, Mesir baru menyediakan sekitar 10 persen kebutuhan listrik di Ghaza, berdasarkan kesepakatan yang dilakukan bulan Juni 2006 lalu. Kesepakatan itu dibuat untuk mengurangi ketergantungan kebutuhan listrik Palestina pada Israel. Dalam kondisi normal, Israel menyediakan hampir 120 megawatt sumber listrik ke Jalur Ghaza. Israel juga menjadi pemasok utama bahan bakar bagi pembangkit listrik di Ghaza yang berkekuatan 140 megawatt.

Masih menurut Al-Ahram, Menteri Perminyakan Mesir, Sameh Fahmi juga mendesak pemerintah agar segera memasok gas alam ke Jalur Ghaza. Selain itu, Mesir juga akan membantu Palestina untuk membangun proyek gas alam di lepas pantai Ghaza. Rencana ini sudah dibicarakan dengan pejabat otoritas pemerintahan Palestina bidang energi dan gas alam, Omar Kittaneh. (ln/al-arby)