Untuk pertama kalinya, Mesir akan memiliki saluran TV satelit yang sepenuhnya dikelola oleh wanita mengenakan ‘niqab’ atau cadar dan akan diluncurkan pada 20 Juli, yang akan menandai hari pertama bulan Ramadhan, sebuah harian Mesir melaporkan pada hari Kamis kemarin (5/7).
Semua pekerja di saluran televisi baru – yang bertajuk Maria ini – serta para tamu yang menjadi host dalam program-programnya semuanya wanita yang mengenakan ‘niqab’, menurut Safaa al-Refaie, yang bertanggung jawab terhadap saluran tv tersebut.
“Niqab adalah garis merah yang tidak bisa dilanggar,” kata Refaie seperti dikutip oleh surat kabar al-Ahram. Dia sendiri menolak untuk mengungkapkan sumber pendanaan saluran TV itu.
Nama Maria sendiri diambil dari nama salah satu istri Nabi Muhammad, seorang Koptik Mesir. Sebagian besar program saluran TV baru ini akan fokus pada kajian agama dan kehidupan dalam perkawinan.
“Pesan kami akan diarahkan pada perempuan Muslim, mengajar mereka tentang Sunnah Nabi Muhammad,” kata Refaie.
“Saluran ini dibuka untuk mendapatkan kembali martabat perempuan yang menggunakan niqab yang telah dianiaya dan dikenakan pemutusan hubungan kerja selama dekade terakhir,” kata Refaie kepada al-Ahram.
Jilbab secara umum di Mesir, dilarang di saluran TV Mesir selama era mantan Presiden Hosni Mubarak. Presenter perempuan tidak diperbolehkan untuk muncul di layar tv dengan menggunakan jilbab.
Jika saluran tersebut menyiarkan program tentang sebuah masalah dan tidak dapat menemukan seorang pakar yang tidak memakai niqab, maka, menurut Refaie, saluran akan menjadi tuan rumah bagi pakar “non-niqabi” dan memberi mereka dua pilihan: emakai niqab sementara selama program, atau wajah mereka dikaburkan saat program sedang ditayangkan.
Yasser Abdul Aziz, seorang pakar media Mesir, seperti dikutip oleh harian Egypt Independent mengatakan bahwa ia memperkirakan saluran tersebut tidak akan mampu bertahan lama dengan kondisi dan persyaratan kerja yang ketat, meskipun mungkin menarik sejumlah besar pemirsa.
Selama lima dekade terakhir, saluran TV yang telah populer adalah saluran yang bergantung pada nilai-nilai moderat rakyat Mesir, Abdul Aziz mengatakan.(fq/aby)