Salah satu ciri khas bulan Ramadhan di negara Turki adalah keberadaan para pemukul drum yang bertugas membangun orang untuk makan sahur, yang dikenal dengan nama Mesarahatis.
Biasanya, hanya kaum pria yang boleh menjadi mesaharatis. Tapi Ramadhan tahun ini, Anatolia-sebuah kota di pesisir pantai Turki, membolehkan remaja-remaja perempuan menjadi mesaharati.
Ulama Turki Syaikh Osman Ünlü mengatakan, tujuan dari inisiatif itu adalah agar para gadis remaja mampu mengatasi rasa takutnya berada di jalan-jalan di waktu malam dan untuk menunjukkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di Turki.
Seorang mahasiswi bernama Khadija Yilmaz pada surat kabar Kuwait Al-Seyasa mengatakan, ia menjadi mesaharati untuk membuktikan bahwa kaum perempuan juga mampu melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Yilmaz mengaku tidak menemukan kesulitan dalam melakukan pekerjaan itu, karena ia didukung banyak temannya.
Seorang mesaharati menggunakan sebuah alat musik seperti gendang kecil dan dipukul dengan menggunakan stik, yang disebut "Al-Baza." Drum kecil itu dibawa-bawa dengan mengcangklongkannya dengan seutas tali ke leher. (ln/alarby)