Dampak krisis yang terjadi di empat negara Eropa, terutama bagi kehidupan mereka, dan mereka masing-masing mendiskuksikan, bagaimana caranya menghadapi krisis yang terus memburuk itu. Mereka hampir kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah mereka, dan dapat keluar dari krisis yang sudah mulai mereka rasakan akibatnya.
Philipe Genouin, Paris – Prancis.
Saya mulai bekerja di awal Januari, sebelumnya saya menganggur selama empat bulan. Saya bekerja di kantor pemerintah bidang transfer data di pusat riset. Istri saya menganggur, tanpa pekerjaan. Ia telah berusaha mencari pekerjaan, tapi sekarang ini sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Kontrak saya akan habis tiga tahun lagi, tapi saya sudah merasa sangat kawatir, bagaimana sesudah ini masa depan saya?
Sekarang banyak fasilitas penilitian di Eropa yang ditutup, dan perusahaan tidak lagi membuka lowongan pekerjaan baru.
Hidup di Perancis lebih sulit lagi bagi kami, karena penghasilan ikut berkurang, karena dipotong , serta saya harus membayar berbagai angsuran. Dan, penghasilan saya sekarang lebih sedikit, akibat dampak dari krisis yang ada. Meskipun, krisis ekonomi yang besar ini melanda kehidupan kami, tapi media membuat berita dramatis dengan tokoh-tokoh, yang semakin saya membuat bingung.
Kemarin saya diberi tahu bahwa tingkat pengangguran mencapai tingkat yang paling tinggi di Perancis. Tentu saja ini sangatlah mengkawatirkan. Tapi, keadaan lebih buruk lagi, karena para tokoh-tokoh itu semakin menambah ketidak percayaan pasar. Saya tidak habis pikir pemerintah membuat rancangan penyelesaian jangka panjang,yang memberikan rangsangan bagi perbaikan ekonomi. Dengan membangun infrastruktur, tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang ada. Presiden Sarkozy mencoba membuat trobosan dengan membangun industri mobil, padahal industri mobil di berbagai negara juga terancam bangkrut. Para pemimpin Eropa, seharusnya duduk bersama mencari jalan keluar menghadapi krisis ini.
Renars Sparks, Riga – Latvia.
Saya wiraswasta. Menjual barang-barang ke sekolah. Saya sebelumnya bekerja di bank. Tapi, setahun kemudian, saya berhenti dan beralih ke wiraswasta, dan mulai bisnis sendiri. Bisnis saya sekarang sangat terpukul akibat krisis ekonomi. Bisnis saya berkurang drastis antara 60%-70% dari sejak April tahun lalu, dan terus turun. Saya mengirimkan CV (riwayat hidup) untuk melamar pekerjaan, tetapi mencari pekerjaan sekarang ini sangat sulit sekali. Meskipun, setahun yang lalu saya telah memilih satu pekerjaan, dan sekarang saya harus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lagi.
Ibu saya seorang polisi, dan gajinya dipotong 20% akibat krisis, sejak Desember lalu, karena negara mengalami defisit anggaran yang besar. Banyak pegawai lainnya, yang gajinya dipotong 20%, karena perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Dan, telah beredar lebih luas di masyarakat, bahwa pemerintah akan melakukan pemotongan lagi, karena memang negara sedang sekarat.
Sekarang rakyat sangat bingung, karena negara ikut mengatur. Sementara pemerintah menghadapi inflasi yang mencekik, dan harga barang-barang terus membubung tinggi, hidup terasa semakin sulit, dan banyak rakyat menjadi miskin. Tentu, saya memahami krisis yang terjadi sekarang ini, bukan hanya melanda Latvia, tapi juga melanda di seantero dunia. Globalisasi adalah kenyataan, dan Latvia bagian dari sistem global yang ada.
Namun, yang menyedihkan di negara-negara Eropa mampu mensubdi industri-industri besar, semantara yang miskin dan lemah dibiarkan bangkrut.
Saya sangat meragukan Uni Eropa dapat mengatasi krisis, karena setiap negara ingin mengamankan kepentingan masing-masing, dan inilah yang lebih rumit, saat krisis yang terjadi seperti sekarang ini.
Jose Montero, Castellon – Spanyol
Negeri saya adalah kondisinya yang paling buruk. Kami adalah orang Eropa, yang mejadi ‘juara’ (champion), bukan sepak bola, tetapi pengangguran. Sekarang penggurang di Spanyol menncapai 16.7%, dan akan meningkat di tahun 2010 mencapai 20%. Ini angka penganggurran tertinggi diantara 27negara anggota Uni Eropa.
Kami sangat menderita akibat kredit yang macet,dan banyak bank yang bangkrut. Di mana dampaknya sangat terasa. Apalagi, saya tinggal di pantai, dampaknya lebih jelas terasa. Krisis ini betul-betul malapetaka buat keluarga kami. Saya dan teman-teman bekerja di bidang kontruksi bangunan, yang sekarang sudah berhenti. Di Spanyol banyak imigran dari Rumania, yang bekerja di sektor konstruksi.
Banyak tanah yang masih kosong, dan bangunan yang belum selesai, dan iklan-iklan yang ada, akhirnya hanya tinggal kenangan. Banyak perusahaan besar di Castellon, yang bangkrut, ujar Montero,dan memberhentikan pegawainya. Sekarang jalan-jalan dipusat kota Spanyol sepi, dan antrian panjang di tempat-tempat yang pencari kerja.
Lydia Chessum, Munchen – German
Hidup sekarang sangat susah. Suami saya termasuk pilot yang dirumahkan bersama dengan 30 pilot lainnya dari kantor pusatnya di Munich. Dan, dia tidak yakin dalam dua bulan ini, maskapai penerbangan Jerman akan merekrut pilot lagi. Karena, kondisi semua maskapai penerbangan di Eropa bangkrut. Peluang menjadi pilot di Eropa sudah tak mungkin lagi, kecuali kalau bekerja di Asia.
Saya sendiri adalah seorang akuntan, meskipun relative lebih mudah, tapi perusahaan sekarang kesulitan akibat krisis, dan mengurangi jam kerjanya. Dari 40 jam menjadi 35 jam, memperpendek jam kerja. Inilah solusi perusahaan-perusahaan yang terkena dampak krisis ekonomi. Gaji saya dikurangi dengan jumlah jam kerja saya. Saya ini hanya bekerja antara 50 – 60 jam perminggu, dan mungkin ini akan terus dikurangi, jika krisis ekonomi terus berlanjut.
Dan saya adalah seorang senior menejer, yang sudah bekerja cukup lama, tapi krisis ini mengakibatkan saya sekarang menerima keadaan. “Kami tidak ingin menghabiskan uang yang kami miliki, dan jika kami membutuhkan di masa yang akan datang kami masih mempunyai cadangan”, ujar Lydia.
Kami sudah melakukan penghematan. Termasuk mengurangi liburan. Kami tidak melakukan renovasi flat yang harus kami perbaiki. Kami juga tidak mengganti mobil kami yang sudah tua. Semuanya ini akibat krisis. Banyak pengangguran, terutama mereka yang bekerja di perusahaan otomotif, karena perusahaan otomotif di Jerman terkait dengan perusahaan otomotif di Amerika seperti General Motor, yang sekarang ini bangkrut.
Masalahnya, sekarang terasa bertambah sulit, karena setiap negara melakukan proteksi yang sangat ketat, yang tujuannya menjaga ekonomi mereka masing-masing, maka Jerman juga menjadi lebih sulit lagi. Dan, ini berdampak secara langsung bagi kehidupan kami sekeluarga. Kami tidak tahu lagi, bagaimana masa depan kami nanti. (m/bbc)