Sesudah Menlu Luar Negeri Libya, Moussa Koussa Kamis kemarin, melarikan diri dan mungkin akan meminta suaka politik di London (Inggris), informasi yang beredar sampai kepada para wartawan semakin banyak pejabat tinggi Libya, yang melakukan disersi, dan meninggalkan Tripoli.
Sejumlah pejabat tinggi Libya telah meninggalkan Tripoli dan meminta suaka di Tunisia. Bebearpa koran berbahasa Arab memberitakan, Abu Al-Qassim al-Zawi, Ketua Parlemen Libya (Libya Popular Committee), termasuk diantara para pejabat tinggi Libya, yang sekarang berada di Tunis (Tunisia).
Nazanine Moshiri, koresponden Aljazeera melaporkan dari Tunis, mengatakan bahwa Perdana Menteri Libya sejak tahun 1990-1994, yaitu Abu Zayed Dordah, ikut membelot dan berada di Tunis.
Ini nampaknya menjadi pukulan yang sangat berat bagi rezim Gadhafi yang menghadapi kondisi yang ada sekarang. Bukan hanya mendapatkan pukulan dari Nato, tetapi sekarang menghadapi "pukulan" dari "inner circle" (orang dalamnya), yang meningalkannya di saat yang sulit, dan menjelang akhir kekuasaannya.
Ali Abdessalam Treki, mantan menteri luar negeri, dan presiden (Ketua) sidang umum PBB, juga melarikan diri, dan kini berada di Kairo. Treki yang kini berada di Kairo mendukung para oposisi, dan sekarang hidup di Kairo, tanpa pekerjaan.
"Kami tidak ingin negara Libya jatuh kepada kekuasaan baru yang tidak jelas", ujarnya. "Bangsa kami mempunyai hak hidup, kemerdekaan,demokras, dan hidup yang baik", tambahnya.
Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, mengatakan, bahwa Menlu Libya Moussa Koussa belum meminta suaka politik", ucapnya. Koussa sekarang berada di tempat yang aman dan sedang melakukan diskusi yang sangat intensif dengan para pejabat Inggris bersama dengan sejumlah diplomat Libya, ujar Hague.
"Pengunduran diri Koussa menunjukkan rezim Gadhafi mulai kehilangan kontrol terhadap kekuasaannya dan terjadi perpecahan yang hebat, dan Gadhafi menghadapi tekanan dari dalam pemerintahannya", tambah Hague.
Hague said Koussa had been his contact with the regime in recent weeks and that he had spoken with him several times.
Koussa mengatakan, bahwa ia meninggalkan Libya demi masa depan Libya yang lebih baik, dan ia akan mendukung gerakan rakyat yang menginginkan diakhirinya kekuasaan Muammar Gadhafi sekarang ini. (mh/aljz)