Israel makin menunjukkan ketikdasenangannya terhadap sikap Presiden AS Barack Obama dalam isu Palestina. Dengan sinis, Menteri Bidang Strategi Israel, Moshe Yaloon mengkritik pernyataan Obama yang memberikan batas waktu dua tahun bagi pembentukan negara Palestina merdeka.
Yaloon mengatakan pembicaraan soal ide negara Palestina merdeka tidak akan selesai bahkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan, saat Obama menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden. Yaloon seakan ingin memberi isyarat bahwa Israel tidak akan pernah membiarkan negara Palestina merdeka berdiri.
Yaloon juga mengecam pernyataan Obama yang menyerukan agar Israel menghentikan pembangunan pemukiman ilegalnya di wilayah Palestina. Ia berdalih bahwa pendudukan Israel dan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina tidak menjadi penghalang bagi perdamaian Israel-Palestina. Yaloon malah menyalahkan Israel yang dianggapnya gagal dan telah menyerahkan kontrol wilayah Palestina pada orang-orang Palestina yang tidak mau menerima solusi dua negara.
"Dalam pandangan mereka, satu negara itu hanya negara Palestina dan identitas bangsa lain tidak boleh ada," klaim Yaloon.
Meski Presiden Obama berulangkali menyatakan dukungan penuhnya terhadap Israel, ketegangan antara dua negara sekutu itu mulai mencuat sejak pemerintahan baru di Israel di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu menyatakan menolak kesepakatan Peta Jalan Damai, kesepakatan hasil media Tim Kwartet (AS, Rusia, Eropa dan PBB) untuk mencari solusi damai konflik Israel-Palestina.
Israel menilai sikap Presiden AS Barack Obama terlalu lunak dalam masalah Palestina, bahkan menuding AS sudah ikut campur dalam urusan dalam negeri Israel. (ln/prtv)