Pernyataan terbaru dari Menteri pertahanan Srilanka telah memicu ketegangan agama di negara mayoritas Budha itu terhadap Muslim , ia mencela Muslim akan berlawanan kepada siapapun di seluruh dunia.
” Kami sangat terganggu dengan sebutan khusus bagi komunitas Muslim Sri Lanka sebagai tempat berkembang biaknya ekstremisme di dalam negeri , ” kata Rauf Hakeem , Menteri Kehakiman Sri Lanka, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Agence France Presse ( AFP ) pada hari Jumat , 6 September.
” Saya ingin pendapat publik untuk menentang pernyataan Menteri Pertahanan , ” ujar Hakeem , pemimpin Kongres Muslim Sri Lanka ( SLMC ) , menambahkan .
Kemarahan komunitas Muslim yang tidak biasa merespon komentar Menteri Pertahanan Gotabhaya Rajapakse , yang juga merupakan adik dari Presiden Mahinda Rajapakse , ia menyalahkan ketegangan agama akhir akhir ini di negara mayoritas Budha ini berasal dari fundamentalisme Islam .
Komentarnya yang dikeluarkan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh pihak militer Selasa lalu , Rajapakse , ia salah satu tokoh negara yang paling kuat yang berperan menghancurkan separatis Macan Tamil dalam serangan militer pada tahun 2009 , ia membantah mendukung kelompok garis keras Sinhala – Budha . Namun , ia menyalahkan ketegangan baru yang disebabkan oleh minoritas Muslim .
” Salah satu konsekuensi dari kepicikan yang meningkat di kelompok etnis minoritas (Muslim) adalah munculnya kelompok-kelompok garis keras dalam komunitas mayoritas Sinhala -Budha . ”
” Ini adalah fakta bahwa Muslim menyebar fundamentalisme di seluruh dunia dan di wilayah ini , ” kata Rajapakse .
” Kemungkinan bahwa elemen-elemen ekstrimis tersebut mencoba untuk mempromosikan ekstremisme Muslim di Sri Lanka, dan ini merupakan penyebab keprihatinan . ” tambah Rajapakse.
Menolak komentar Rajapakse , Hakeem memperingatkan Rajapakse untuk tidak mengganggu agama apapun . Dia menambahkan bahwa komentar ini mungkin akan memusuhi negara-negara Islam dengan membuat pernyataan umum sembarangan tentang fundamentalisme Islam .
Muslim Sri Lanka, yang dikenal sebagai ” Moor ” , adalah kelompok etnis terbesar ketiga di negara itu setelah Sinhala , yang membentuk 70 persen dari jumlah penduduk , dan Hindu Tamil , yang jumlahnya 12,5 persen .
Para pengamat mengatakan pemerintah berada di bawah tekanan mayoritas Buddha setiap kali ada benturan etnis .
Pada bulan Juni , sekitar 200 demonstran yang dipimpin oleh beberapa biksu Budha berkumpul di sebuah Masjid kecil di pinggiran kota Kolombo dari Dehiwala . Mereka melemparkan batu dan daging busuk di pintu gerbang masjid , pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menuntut penutupan tempat ibadah Muslim itu .
April lalu, sejumlah biksu merasa terganggu atas suara Adzan dan Sholat di desa Dambulla . Para penyerang mengklaim bahwa masjid yang dibangun pada tahun 1962 , adalah ilegal .
Beberapa minggu kemudian , para biksu mengirimkan surat ancaman yang ditujukan untuk umat Islam di kota terdekat dari Kurunegala , menuntut ibadah apapun di Masjid di sana untuk dihentikan . (OI.Net/Dz)