Menteri Pertahanan Irak, "Kami Butuh Pasukan AS di Irak Hingga 2012"

Di tengah pertentangan soal keberadaan pasukan AS di Irak, Menteri Pertahanan Irak, Abdul Qair Muhammad Jasim Al-Abidi, justru mengeluarkan pernyataan kebutuhan Irak terhadap pasukan asing.

Menurutnya, pasukan keamanan nasional Irak tak mungkin mampu sendirian menciptakan keamanan internal Irak sampai tahun 2012. Irak, tambahnya, tak bisa melindungi negaranya sendiri dari ragam ancaman eksternal sampai tahun yang disebutkannya itu.

Dalam wawancaranya dengan harian New York Times, Abidi mengatakan, "Kami berkeyakinan bahwa pada seperempat dari tahun 2009 hingga 2012, kita mungkin baru bisa menguasai secara menyeluruh masalah internal Irak. "

Ia menambahkan, "Terkait dengan perbatasan dan perlindungan wilayah itu dari ancaman luar, sampai pada kesimpulan bahwa kami tidak mampu untuk menangkal ancaman luar itu hingga 2018 dan 2020. "

Pernyataan ini disampaikan Abidi dalam kunjungannya untuk melakukan pembelian senjata bagi pasukan Irak baru yang kini sedang dilatih di AS.

Menurut harian New York Times, mengutip pernyataan Abidi usai melakukan pembicaraan dengan delegasi AS untuk menetapkan perjanjian jangka panjang antara dua belah pihak, termasuk keberadaan pasukan AS di Irak, sejumlah persenjataan yang disepakati untuk dibeli antra lain adalah kendaraan militer darat, helikopter tempur, tank, dan sejumlah panser anti peluru.

Menurut Menlu Irak Zebari, diwaktu lalu Irak pernah berharap adanya koalisi strategis antara Irak dan AS, setelah Irak diserahkan dari PBB di akhir 2008. Masih menurut Menlu Irak, bulan ini Irak akan terus melakukan komunikasi terkait kerjasama dan kesepahaman jangka panjang serta menetapkan hubungan antara dua belah pihak.

Presiden Bush sebelum ini telah menandatangani kesepakatan bersama PM Irak Nori Al-Maliki, pernyataan prinsipil pada November tahun silam, yang bahan-bahannya digunakan untuk melanjutkan kesepakatan keamanan. Bush juga sebelumnya mensinyalir kemungkinan pengurangan jumlah pasukan AS di Irak hingga tersisa 130 ribu dari total pasukan yang berjumlah 160 ribu pasukan. (na-str/aljzr)