Menteri Pertahanan AS mengakui adanya peningkatan dahsyat aksi-aksi serangan yang dilakukan oleh pejuang Irak terhadap pasukan AS. Dalam satu pekan saja, pasukan AS bisa mengalami 1.200 serangan dari para pejuang Irak..
Dalam laporan empat tahun invasi ke Irak, Pentagon menyatakan, “Tingkat serangan yang terjadi mencapai angka tertinggi pada tiga bulan terakhir di tahun 2006.”
Pihak militer AS juga mengakui bahwa aksi serangan itu semakin menguat setelah diterapkan operasi yang bernama “Langkah Penerapan Undang-Undang” di Baghdad.
Menurut laporan itu, dalam satu bulan bisa terjadi 98 kali serangan mortir dan missil yang dilakukan pejuang Irak dan 90 sampai 150 kali serangan senjata langsung.
“Orang-orang bersenjata itu mengubah target aksinya dari rakyat sipil ke pasukan AS. Penerapan keamanan di Baghdad justru memunculkan pertambahan aksi serangan orang bersenjata di wilayah itu, ” tulis kementerian pertahanan AS.
Pentagon juga melaporkan, ada 217 orang prajurit AS yang tewas pada tahun ini, dan 54 orang di antaranya meninggal dalam satu bulan terakhir. Dengan demikian korban pasukan tewas di pihak AS sepanjang ekspansi militernya di Irak mencapai 3.218 orang, dan lebih dari 23 ribu orang yang terluka cukup parah. Bahkan, dalam satu pekan terakhir, militer AS kehilangan 23 nyawa tentaranya.
Peningkatan aksi serangan menginjak tahun keempat invasi AS di Irak ini memunculkan banyak aksi protes dan tekanan terhadap pemerintah AS. Dalam polling yang diselenggarakan CNN baru-baru ini, sebanyak 33% responden merasa khawatir dengan kondisi AS di Irak dan 35% responden percaya AS bisa mencapai kemajuan di Irak. Sekitar 55% responden menyatakan sebaiknya AS mundur dari Irak karena situasi di Irak sudah sangat menakutkan. Polling itu juga menyebutkan bahwa dukungan rakyat AS terhadap perang di Irak menurun dari 83% di awal perang tahun 2003, menjadi 35% saja pada saat ini. Sebanyak 61% responden mengatakan, keterlibatan AS di Irak adalah kesia-siaan. (na-str/assbl)