Shahid Malik, Muslim pertama di Inggris yang menjabat menteri dalam kabinet pemerintahan negara itu, hari Jumat kemarin mengundurkan diri. Malik mengatakan, Perdana Menteri Gordon Brown setuju dengan pengunduran dirinya untuk sementara, sampai pejabat yang berwenang menyelesaikan penyelidikannya.
Malik memang sedang menghadapi persoalan. Ia dituduh telah menghambur-hamburkan uang secara berlebihan. Tindakan itu dianggap melanggar kode etik kementerian. Kasus Malik kini sedang diselidiki oleh Sir Phillip Mawer, penasehat perdana menteri untuk urusan yang terkait menteri-menterinya.
"Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri pagi ini dan kami sepakat inilah jalan terbaik untuk menghadapi tuduhan yang diarahkan pada saya. Saya ingin memberi kesempatan pada Sir Phillip Mawer untuk menyelidiki tuduhan ini. Saya senang mengambil langkah ini, untuk membersihkan nama saya," kata Malik dalam pernyataannya.
Surat kabar Daily Telegraph dalam laporannya menyebutkan bahwa Malik telah mengeluarkan uang lebih dari jumlah maksimum yang boleh dibayarkan. Selama tiga tahun, menurut surat kabar itu, Malik telah mengeluarkan uang sebesar 66.827 poundsterling untuk rumah keduanya di London. Padahal, pada saat yang sama, Malik mendapatkan diskon sewa rumah sebesar 100 poundsterling per minggu di rumah utamanya di Dewsbury dan biaya sewa rumah itu bukan berasal dari kantong pribadinya.
Pemberitaan tentang besarnya uang yang dibelanjakan para politisi di Inggris membuat publik Inggris marah. Namun Malik membantah tuduhan yang ditulis oleh Daily Telegraph. Malik menyebut surat kabar itu telah membuat berita bohong. "Saya yakin, tidak ada pelanggaran seperti itu," kata Malik.
"Saya akan menunggu hasil penyelidikan agar saya bisa melanjutkan pengabdian pada konstituen saya dan sebagi menteri di negeri ini dengan kebanggaan," sambung Malik tentang pengunduran dirinya.
Jubir PM Inggris mengatakan, Malik akan bertugas kembali sebagai menteri jika ia terbukti tidak bersalah. Untuk itu, pemerintah Inggris tidak mencari pengganti Malik selama penyelidikan berlangsung. Gordon Brown menunjuk Malik sebagai salah satu menteri kabinetnya pada bulan Juni 2007. Tahun 2005, Malik menjadi Muslim Inggris pertama yang terpilih sebagai anggota DPR Inggris dari Partai Buruh dari wilayah Dewsbury
Atas tuduhan yang diarahkan padanya, Malik mengatakan tuduhan itu bermotifkan politik dan ia telah menjadi kampanye hitam media massa. "Saya pikir, kita harus memberikan perhatian pada masalah ini … sejumlah elemen media massa haus darah dan nampaknya mereka tidak bisa dihentikan," tukas Malik mengecam tuduhan-tuduhan media massa Inggris.
Beberapa harian Inggris, terutama Daily Telegraph dan Daily Mail telah menurunkan sejumlah laporan tentang apa yang mereka sebut sebagai "skandal pengeluaran" para menteri. Mereka menyerukan agar para menteri itu segera ditindak. Selain Malik, seorang menteri yang juga dari Partai Buruh Elliot Morley juga diberhentikan sementara sampai investigasi atas pengeluaran uang yang dilakukannya selesai. Beberapa anggota parlemen Inggris juga mengalami tuduhan serupa. (ln/iol)