Menteri Israel Usul Agar Hamas Diundang DI Konferensi Annapolis

Tiba-tiba saja, seorang Menteri Israel meminta agar isolasi politik terhadap Hamas yang kini menguasai Ghaza, dihentikan. Ia bahkan meminta agar Hamas turut diundang hadir dalam rencana Konferensi Perdamaian Internasional yang rencanaya akan digelar bulan depan di Anapolis AS. Perkataan ini dikeluarkan menjelang pertemuan antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert pada hari ini, Jum’at (26/10) di Jerusalem. Keduanya bertemu untuk membahas sejumlah perselisihan terkait dokumen bersama yang akan diajukan dalam konferensi musim gugur.

Dalam keterangannya kepada Radio Militer Israel, Ame Ayalon, menyatakan yakin bahwa Hamas harus diundang dalam pertemuan internasional. Tapi ia juga mensyaratkan, undangan yang disampaikan untuk Hamas harus terikat dengan komitmen Hamas untuk menerima poin kesepakata yang akan dihasilkan dalam konferensi tersebut. “Saya katakan, kita perlu mengundang perwakilan Hamas untuk hadir dalam konferensi Anapolis, jika mereka sejak awal mau dan siap menyetujui poin kesepakatan bersama antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Olmert, ” ujarnya.

Menteri Israel yang juga mengepalai sayap keamanan internal Shin Bet selanjutnya mejelaskan bahwa undangan itu bisa memicu perpecahan dalam tubuh Hamas yang dianggap Israel sebagai organisasi teroris. “Undangan ini akan bisa menghancurkan Hamas dari dalam, karena akan muncul konflik dari dalam, ” ujarnya sesumbar.

Sementara itu, sejak awal Hamas telah mengecam rencana konferensi musim gugur di AS. Hamas juga mengkritik pertemuan berkala yang dilakukan Presiden Abbas dan PM Olmert. Apalagi pertemuan yang berlangsung hari Jum’at ini, beriringan dengan gugurnya delapan orang warga Palestina di Tepi Barat dan Ghaza akibat kekejaman Israel yang tak putus-putusnya. Delapan warga Palestina yang gugur itu, termasuk satu orang tahanan Palestina di penjara Israel, empat orang pejuang, satu orang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Ismail Haniyah, dan dua orang anak kecil. Namun abbas, sang kolaborator Zionis, tentu tidak perduli dengan itu semua.(na-str/pic)