Turki mengesampingkan setiap dialog dengan rezim Suriah, Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu mengatakan pada hari Selasa kemarin (30/10), sehari setelah Moskow menyerukan negosiasi dengan Damaskus sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik yang semakin meningkat di negara itu.
“Tidak ada gunanya terlibat dalam dialog dengan rezim yang terus melakukan pembantaian terhadap rakyatnya sendiri, bahkan selama perayaan Idul Adha,” kata Davutoglu dalam sebuah konferensi pers.
Davutoglu mengatakan bahwa dialog dengan Damaskus, yang pernah jadi sekutu dekat Turki, hanya akan menjadi langkah yang bisa melegitimasi rezim melakukan tindak kekerasan semakin berlanjut.
“Yang penting sekarang adalah mendorong perdamaian melalui pesan terkuat. Kami telah berusaha mempertahankan hubungan kami dengan rezim Suriah selama berbulan-bulan dan memberikan pesan yang disampaikan dari dialog, “kata Davutoglu.
“Kami berpendapat pertama-tama rezim Suriah harus menunjukkan kemauan untuk berdamai dengan rakyatnya sendiri,” tambahnya, dengan alasan bahwa negosiasi namun sementara itu masih ada perang sipil berkecamuk tidak bisa menghasilkan hasil apapun.
Davutoglu juga menyerukan adanya proses transisi di Suriah di mana “orang-orang yang tidak terlibat dalam pertumpahan darah terhadap rakyat Suriah yang akan memainkan peran.”
Turki, yang bergabung dengan negara Arab dan Barat untuk penggulingan Assad, baru-baru ini telah terlibat dalam dialog dengan Iran dan Rusia, pendukung rezim Assad.(fq/afp)