Rezim Assad mengatakan pada hari Senin bahwa mereka “siap” untuk bekerja dengan Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya dalam memerangi “terorisme.”
Gedung Putih tidak secara langsung menanggapi komentar Menlu Suriah Moallem dan mengatakan Presiden AS Barack Obama sejauh ini tidak membuat keputusan tentang apakah akan meluncurkan serangan udara pada kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Suriah siap untuk kerjasama dan koordinasi di tingkat regional dan internasional untuk memerangi terorisme dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB 2170,” kata Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem kepada wartawan di Damaskus.
Dia menegaskan, bahwa kesediaan negaranya untuk melakukannya akan memperpanjang kerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris. “Mereka (Negara kami) welcome,” katanya.
Moallem menambahkan bahwa Suriah bersedia untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut sebagai bagian dari koalisi regional atau internasional, atau atas dasar kerja sama bilateral.
Tapi, katanya, “Kita harus merasa bahwa kerjasama ini merupakan standar yang serius dan tidak standar ganda.”
“Setiap pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah akan menjadi tindakan agresi.”
Komentarnya datang setelah mujahidin IS alami kemajuan di beberapa bagian Suriah, termasuk provinsi Raqqa, di mana mereka merebut pos provinsi terakhir militer Assad pada hari Minggu.
Laporan Moallem juga datang tak lama setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mendesak pemerintah Barat dan Arab untuk mengatasi ketidaksukaan mereka untuk Presiden Suriah Assad dan segera terlibat melawan pemberontak IS.
Dalam komentar yang cenderung mengkritisi kebijakan Washington, Lavrov mengatakan Amerika Serikat telah membuat kesalahan yang sama dengan ISIS seperti itu dengan Al-Qaeda dahulu , yang muncul pada tahun 1980 ketika gerilyawan Islam yang didukung AS sedang bertempur melawan pendudukan Soviet di Afghanistan.
“Saya pikir politisi Barat sudah menyadari tumbuh dan menyebar cepat ancaman terorisme,” kata Lavrov, mengacu kemajuan IS di Suriah dan Irak.
“Dan mereka akan segera harus memilih apa yang lebih penting: Perubahan rezim untuk memenuhi kepentingan pribadi dengan mempertaruhkan memburuknya situasi hingga di luar kendali , atau mencari cara pragmatis untuk menyatukan kekuatan untuk melawan ancaman umum”
Rusia adalah pendukung internasional bagi Assad dalam perang sipil yang pecah sejak awal 2011 dan di pihak lain Amerika Serikat dan negara negara Barat, serta negara Teluk mendukung pemberontakan untuk menggulingkan Assad.
“Ingat dahulu, Pada awalnya Amerika dan beberapa negeri Eropa agak menyambut mujahidin Islam . Mereka menyambut mujahidin yang kemudian menciptakan al Qaeda, dan kemudian al Qaeda menyerang seperti bumerang pada 11 September 2001, “kata Lavrov.
“Hal yang sama terjadi sekarang,” katanya, menambahkan bahwa Amerika Serikat mulai merasakan ancaman setelah kelompok mujahidin itu mulai mengamuk di Irak dan mendekati ibukota Baghdad.
Gedung Putih mengatakan Senin bahwa Obama sejauh ini tidak membuat keputusan tentang apakah akan meluncurkan serangan udara pada militan Negara Islam di Suriah.
“Presiden belum membuat keputusan untuk melakukan aksi militer di Suriah,” kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, di tengah meningkatnya harapan tindakan AS menyusul serangan Amerika terhadap kelompok militan di Irak.
“Presiden belum membuat keputusan untuk memesan aksi militer di Suriah,” kata Earnest, Obama dijadwalkan bertemu Menteri Pertahanan Chuck Hagel pada isu-isu termasuk situasi di Irak dan ancaman dari IS. (Arby/Dz)