Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice menyatakan, pemerintah AS punya hak untuk menggunakan pilihan apapun yang ada untuk mencegah Iran membangun apa yang disebutnya sebagai senjata nuklir. Rice mengungkapkan hal ini dihadapan Chicago Council on Foreign Relation pada Rabu (19/4).
Sehari sebelumnya, Presiden AS Gorge W. Bush menyatakan menolak untuk mengesampingkan kemungkinan serangan nuklir terhadap Iran, jika jalur diplomasi untuk menghentikan ambisi nuklir Iran dianggap gagal.
"Untuk mengembalikan Iran dari sikap yang bertentangan dengan harapan semua komunitas internasional, kami siap menggunakan langkah-langkah penyelesaian kami baik secara politik, ekonomi dan lainnya untuk meminta Iran agar tidak melanjutkan program nuklirnya," kata Rice menjawab pertanyaan tentang Iran.
Ditanya apakah langkah yang akan diambil itu berupa tindakan militer terhadap Iran, Rice menjawab bahwa tekanan ekonomi dan politik harus dilakukan. Meski demikian, ia menegaskan pandangan Bush yang menyatakan bahwa semua pilihan sudah disiapkan.
"Masalahnya di sini adalah memobilisasi komunitas internasional, untuk menyatukan dunia internasional seputar pandangan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, itu disetujui," sambung Rice.
Sejauh ini, pertemuan antara pejabat dari Rusia, Inggris, Perancis, Jerman, AS dan China, tidak berhasil mendapatkan kesepakatan. Dalam pertemuan lanjutan di Moskow, negara-negara berusaha untuk menghasilkan suara bulat mengenai pendekatan yang akan dilakukan terhadap Iran, yang pada minggu lalu mengumumkan sudah memulai pengayaan uraniumnya.
AS, Eropa dan sekutu-sekutunya menyatakan, Tehran bisa saja mengalihkan pengayaan uraniumnya dalam skala besar untuk membuat bom nuklir. Sementara Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya hanya untuk keperluan kemanusiaan, yaitu sebagai sumber energi.
Lebih lanjut Rice mengatakan, AS memiliki sejumlah ‘alat-alat diplomatik yang akan dilakukannya untuk mendesak Iran bahwa Iran benar-benar harus kembali ke meja negosiasi.’ (ln/aljz)