Meningkat, Kecenderungan Muslim AS Pilih Homeschooling untuk Anak-Anak Mereka

Warga Muslim di AS banyak yang lebih memilih homeschooling untuk anak-anaknya yang berangkat remaja daripada menyekolahkan mereka di sekolah-sekolah umum, dengan alasan budaya dan agama.

Para orang tua Muslim umumnya beralasan, mereka tidak ingin anak-anak mereka, teruatama yang perempuan, mengalami pelecehan, diskriminasi atau jadi bahan ejekan karena identitas Muslim mereka. Alasan lain, mereka tidak mau anak-anaknya terpengaruh oleh gaya hidup orang-orang Amerika yang bertentangan dengan ajaran agama dan tradisi serta budaya asal negara mereka.

Di San Francisco, diperkirakan 40 persen remaja putri usia sekolah menengah keturunan Pakistan dan negara-negara Muslim lainnya, sekolah dengan basis homeschooling.

"Saya tidak mau anak-anak saya bertingkah laku buruk. Lihatlah anak-anak perempuan yang berpakaian seperti perempuan murahan, mereka mengeluarkan kata-kata sumpah serapah dan tidak hormat pada orang yang lebih tua, " kata Aya Ismael, seorang ibu Muslim di San Jose, yang memilih homeschooling untuk empat anak-anaknya.

Tapi Robina Asghar, seorang muslimah yang berprofesi sebagai pekerja sosial di Stockton, California berkata lain. Ia tetap percaya bahwa sekolah umum lebih baik, meski puteranya yang sekolah di sekolah Katolik kerap disebut "teroris" oleh teman-temannya.

"Anak saya mengalami masa-masa sulit di sekolah. Tapi tiap kali itu terjadi, merupakan saat-saat baginya untuk belajar. Dia belajar untuk mengatasi persoalan. Banyak orang yang mengalami diskriminasi di negeri ini, tapi satu-satunya yang bisa membawa perubahan adalah pendidikan, " papar Ashgar.

Banyak orang tua Muslim yang menolak memberikan komentar ketika ditanya mengapa mereka memilih homeschooling untuk anak-anaknya. Kebanyakan mereka mengatakan, anak-anak Muslim yang memilih homeschooling sering dituding sebagai anak-anak yang secara keagamaan berpikiran ekstrim.

"Ada tendensi bahwa mereka yang sekolah dengan basis homeschooling adalah orang-orang fanatik yang anti-sosial, yang tidak mau anak-anaknya berada dalam sistem, " kata Nabila Hanson.

Kenyataannya, saat ini, para orang tua di Amerika apapun latar belakang agama dan budayanya, cenderung memilih homeschooling untuk putera-puteri mereka, karena ingin menghindari penyakit-penyakit sosial seperti kecanduan obat-obatan terlarang, yang dianggap ditularkan dari pergaulan di sekolah-sekolah umum.

Situs Herald Tribune, edisi Rabu (26/3) menyebutkan, jumlah anak-anak Amerika yang belajar dengan basis homeschooling terus meningkat. Saat ini jumlahnya mencapai satu sampai dua juta anak. (ln/HT)