Menteri Pertahanan Pakistan Choudary Ahmed Mukhtar menuntut AS menghentikan serangan udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone). Mukhtar meminta agar AS segera meninggalkan pangkalan udara di gurun terpencil, yang merupakan perang yang dijalankan CIA terhadap sasaran di perbatasan Pakistn, dan telah banyak menewskan rakyat sipil tidak berdosa.
Pernyataan Choudary Ahmed Mukhtar adalah indikasi terbaru dari Pakistan yang ingin membatasi peran militer AS di negara itu, sejak serangan militer klandestin Amerika yang mengakibatkan tewasnya Osama bin Laden pada tanggal 2 Mei lalu. Islamabad juga menahan seorang kontraktor CIA yang melakukan pembunuhan di bulan Januari, dan kemudian dibebaskan.
"Kami telah memberitahu mereka (para pejabat AS) untuk meninggalkan pangkalan udara di wilayah gurun terpencil itu," ujar Mukhtar kepada AFP.
Pesawat predator dronen AS berada di pangkalan Shamsi, dan dipublikasikan oleh Google Earth beberapa waktu lalu. Daerah yang terletak 900 kilometer (560 mil) barat daya ibukota Islamabad di provinsi Baluchistan.
CNN melaporkan pada bulan April bahwa personel militer AS telah meninggalkan pangkalan itu, dan mengatakan daerah itu menjadi pusat serangan pesawat tak berawak Amerika, dan banyak menewaskan penduduk sipil. Sebelumnya, seorang agen CIA di Lahore.
Laporan mengatakan, operasi yang menggunakan predator drone itu, oleh pejabat Washington belum mengakui secara terbuka, meskipun secara diam-diam mendapatkan persetujuan militer Pakistan.
"Tidak ada serangan AS langsung dari Shamsi lagi. Jika harus ada serangan Shamsi, itu hanya pasukan udara Pakistan," kata Mukhtar sebuah koran Inggris.
Amerika Serikat resmi mengkonfirmasi serangan pesawat tak berawak predator, tetapi militer dan operasi CIA di Afghanistan adalah kekuatan yang hanya di wilayah Pakistan dan Afghanistan, ujar pejabat AS itu. (mh/cnn)