Setelah menuai kecaman dan kritikan dunia internasional, rejim Zionis Israel akhirnya bersedia melonggarkan blokadenya terhadap warga Jalur Ghaza yang sudah berlansung selama empat hari ini.
Press TV melaporkan, Israel telah mengirimkan pasokan bahan bakar untuk pembangkit listrik dan minyak untuk keperluan memasak ke Jalur Ghaza melalui perbatasan Nahal Oz, Selasa (22/1). Selanjutnya, Israel diharapkan akan mengirim lagi tambahan pasokan bahan bakar, makanan dan obat-obatan ke Ghaza lewat perbatasan Shalom.
Namun Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menegaskan, bahwa Israel hanya satu hari ini saja, melonggarkan blokadenya terhadap Jalur Ghaza.
Di tempat terpisah, atas permintaan Liga Arab, Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat di Kairo, hari ini, Selasa (22/1), pukul 10.00 waktu setempat untuk membahas krisis kemanusiaan di Ghaza akibat blokade Israel.
"Dewan Liga Arab meminta Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengakhiri krisis di Jalur Ghaza, " kata Riyad Mansour, pemantau masalah Palestina di PBB.
UNRWA Terancam Berhenti Beroperasi
Sementara itu Badan Bantuan Kemanusiaan PBB mengingatkan bahwa pihaknya kemungkinan tidak bisa lagi memberikan bantuan dan menghentikan operasionalnya di Ghaza.
Menurut Komisaris Jenderal Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) kawasan Timur Dekat, Karena Abu Zayd, kantor operasional mereka mulai kekurangan persediaan bahan bakar, dan persediaan yang ada hanya bisa untuk bertahan dua hari saja.
"Di sini sangat dingin, tidak ada bahan bakar, tidak ada air, tidak ada listrik, " ujarnya dalam wawancara dengan Radio PBB.
Karen melanjutkan, "Kami sangat khawatir dan saya harus katakan, kami sangat takut dengan apa yang sedang terjadi. Kami mulai kekurangan persediaan, mulai dari bahan bakar dan kantong plastik untuk mendistribusikan makanan. Sementara kami harus memberikan bantuan bahan bakar untuk sejumlah rumah sakit, khususnya rumah sakit anak dan klinik-klinik kesehatan, karena hampir semuanya di Ghaza digerakkan oleh generator."
Secara khusus Karen menyatakan kekhawatirannya atas nasib warga yang menderita sakit dan miskin di Jalur Ghaza. "Mereka tidak punya apapun dan rumah-rumah sakit dengan cepat kekurangan semua kebutuhan mereka. Ini benar-benar bencana, " tukasnya. (ln/presstv)