Menteri Pertahanan Inggris, John Reid mengungkapkan saat ini sedang terjadi pertempuran besar melawan Islam, khususnya Inggris yang sedang menghadapi perang dengan apa yang oleh Reid disebut sebagai ‘Islam ektrimis yang jahat.’
"Ini adalah perang terhadap kejahatan, jangan salah," kata Reid pada tabloid terbitan Inggris Daily Express sembari menambahkan bahwa ‘para teroris modern’ tidak berhenti untuk menghancurkan setiap non Muslim.
"Ada sekelompok minoritas yang semata-mata ingin membawa dunia kembali ke abad ke-7, untuk membangun kediktatoran secara mutlak di mana setiap orang diperintah dalam berfikir dan bertindak. Mereka bahkan tidak menghargai sedikitpun kehidupan umat Islam," sambung Reid.
Ia mengatakan, para teroris modern itu terus mengembangkan senjata berbahaya untuk membunuh non Muslim di seluruh dunia.
"Kejahatan sama saja, apakah itu mengenakan seragam Nazi, sosialis Brigade Merah dan lainnya, atau Irish Republican Army-IRA di utara Irlandia. Para teroris itu ingin melakukan pemusnahan massal dan jika mereka mendapatkan material untuk melakukannya, mereka akan melakukannya. Mereka ingin menghancurkan setiap orang Yahudi dan setiap non Muslim," papar Reid.
Ia menambahkan bahwa para teroris jahat sedang berupaya mengembangkan teknologi perusak massal. "Dan para teroris inilah yang menjadi ancaman bagi kesejahteraan peradaban dan masyarakat kita. Satu-satunya yang bisa berdiri antara kita dan mereka adalah para tentara kita," kata Reid lagi.
Entah apa yang melatarbelakangi pernyataan Menteri Pertahanan Inggris itu. Pemikiran Reid ini sangat bertentangan dengan pemikiran Walikota London Ken Livingstone yang justru menuding kebijakan Presiden AS George W. Bush lah yang telah menimbulkan ‘benturan peradaban’ antara umat Islam dan Barat.
Reid mungkin lupa dengan sebuah memo yang pernah ditulis Michael Jay dari Foreign Office Permanent Secretary setahun yang lalu dan bocor ke publik. Dalam memo Jay mengingatkan PM Inggris Tony Blair bahwa keikusertaan Inggris dalam invasi ke Irak akan memicu munculnya ekstrimisme di dalam negeri Inggris dan akan membuat Inggris dipandang sebagai negara tentara perang salib.
Laporan yang dibuat oleh Royal Institute of International Affairs, lembaga think-tank Inggris paling terkemuka bahkan menyebutkan, serangan bom di London setahun lalu ada kaitannya dengan dukungan PM Inggris Tony Blair terhadap invasi AS ke Irak.
Namun Reid justru mendorong agar keberadaan pasukan Inggris di Irak tetap dipertahankan. "Tidak ada militer di muka bumi ini yang telah menyelamatkan banyak kehidupan warga Muslim kecuali tentara Inggris di Kosovo, di Afghanistan dan di Irak," kata Reid yakin. (ln/iol)