Entah sudah yang keberapakalinya pejabat AS minta maaf jika ada pasukannya yang salah sasaran, sehingga jatuh korban di kalangan warga sipil. Permintaan maaf itu pula yang disampaikan Menteri Pertahanan AS Robert Gates dalam kunjungannya ke Afghanistan, Rabu (17/9).
Gates minta maaf setelah pasukannya melakukan serangan udara ke sebuah acara pernikahan di provinsi Herat, Afghanistan dan menyebabkan 90 warga sipil tewas termasuk anak-anak dan perempuan. Ia berjanji akan memberikan kompensasi pada keluarga korban dan akan melakukan penyelidikan atas serangan udara yang dilakukan pasukannya itu.
"Saya pikir kuncinya, ketika kita benar-benar melakukan kesalahan… adalah segera minta maaf, memberikan kompensasi bagi para korban dan melakukan investigasi, " kata Gates.
Bukan sekali ini saja, pasukan AS di Afghanistan melakukan kesalahan itu. Laporan organisasi pemantau hak asasi manusia, Human Rights Watch menyebutkan, sedikitnya 1.500 warga sipil Afghanistan menjadi korban dalam sejumlah serangan udara yang dilakukan pada tujuh bulan pertama tahun 2008. Bulan Agustus, mencatat rekor tertinggi di mana 330 warga sipil tewas akibat serangan udara pasukan internasional pimpinan AS yang kadang dilakukan secara membabi buta.
Gates mengatakan akan bekerjasama dengan pemerintah Afghanistan untuk mencari cara guna meminimalkan korban di kalangan rakyat sipil dalam operasi-operasi militernya di negeri itu. Di sisi lain, Gates menyatakan komitmennya untuk mengirimkan pasukan tambahan sebanyak 4.500 tentara ke Afghanistan pada tahun 2009.
Sebelumnya, Komandan Pasukan AS di Aghanistan, Jenderal David McKierman mengatakan bahwa ia membutuhkan 10.000 pasukan tempur tambahan, untuk menambah 33.000 pasukan AS yang sudah ada di Afghanistan. (ln/aljz/arbn)