Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, mengatakan agar rakyat sipil di Suriah waspada akan kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar al-Assad. Dia mengatakan situasi di negara itu sudah di luar kendali kecuali Assad mau turun dari jabatannya. “Sudah jelas situasi di Suriah terlihat mengalami peningkatan konflik,” kata Panetta seperti dilaporkan Al Arabiya, Kamis (19/7).
Panetta bersama Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond sepakat tidak akan mentolerir penggunaan senjata kimia. Keduanya menyatakan hal itu beberapa jam setelah serangan bom bunuh diri terjadi di Gedung Kementerian Pertahanan Suriah. Menurut Hammond, posisi Assad kini sudah terdesak, tapi dia khawatir jika presiden gelap mata, dia bakal menghabisi semua target tanpa pandang bulu.
Rabu kemarin (18/7) Menteri Pertahahan Suriah Jenderal Daud Rajiha dan ipar Bashar al-Assad, Assif Syaukat, tewas dalam serangan bom saat menghadiri pertemuan dengan para pejabat negara itu di Gedung Kementerian Pertahanan di di Distrik Rawda, Ibu Kota Damaskus.
Rajiha tewas di tempat sementara Syaukat menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Al-Shami. Dalam insiden itu Menteri Dalam Negeri Muhammad al-Syaar juga terluka tapi selamat. Seorang sumber di kementrian menduga tersangka pemboman menyamar menjadi salah satu pengawal pejabat. Kelompok Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Jenderal Rajiha baru menjabat menteri pertahanan kurang dari setahun. Oleh Amerika Serikat, dia dimasukkan dalam daftar hitam lantaran dianggap berperan membantai rakyat sipil Suriah. Sedangkan Syaukat menjabat wakil menteri pertahanan dan mantan kepala biro intelijen.(fq/aby)