Militer AS di Irak menyatakan telah mengamankan tentaranya yang melakukan penembakan terhadap rekannya sendiri, sehingga menyebabkan lima tentara AS tewas dan tiga tentara lainnya luka-luka.
Pihak militer masih menyelidiki peristiwa itu dan membantah laporan televisi-televisi AS bahwa pelaku penembakan bunuh diri setelah menembak rekannya.
"Lima tentara pasukan koalisi tewas dalam insiden penembakan di Kamp Liberty di Baghdad hari ini, sekitar pukul 02.00 sore. Tentara yang menjadi tersangka penembakan sekarang sudah diamankan," demikian pernyataan yang dirilis militer AS tanpa merilis jati diri pelaku penembakan.
Juru Bicara Kepresidenan, Robert Gibbs mengatakan bahwa Presiden AS Barack Obama syok mendengar berita tersebut. Sejauh ini belum diketahui mengapa insiden itu bisa terjadi dan apa motifnya. Peristiwa penembakan itu menambah daftar panjang pasukan AS yang tewas akibat serangan dari temannya sendiri. Insiden itu biasanya terjadi karena pelaku serangan mengalami stress dan depresi dalam menjalankan tugasnya sebagai tentara di zona perang.
Pada tanggal 14 September 2008, seorang prajurit AS berpangkat sersan, Joseph Bozicevich dilaporkan menembak mati dua atasannya, Sersan Darris Dawson dan Sersan Wesley Durbin di basis militer AS di selatan Baghdad. Menurut laporan, penembakan itu bermotifkan balas dendam karena Bozicevich kesal dengan kedua atasannya yang suka mencaci maki.
Namun menurut situs militer AS, seperlima dari tentara AS yang pernah bertugas di Irak mengalami gejala-gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Banyak tentara AS yang mengalami depresi, stress bahkan gejala gangguan psikologis sekembalinya bertugas dari Irak. Para tentara AS banyak yang tidak siap menghadapi situasi peperangan di Irak sehingga mengalami banyak tekanan.
Dengan demikian, menurut situs independen icasualties, jumlah tentara AS yang tewas sejak invasi negara itu ke Irak bulan Maret hingga sekarang mencapai 4.293 orang. (ln/aby/yn)