Pasukan militer Saudi telah masuk Bahrain, Minggu kemarin? Sebulan yang lalu sebuah skenario yang buruk membayangi negara-negara Teluk, sejak badai protes yang menyapu seluruh dunia Arab, seakan "langit runtuh", di mana rezim yang berkuasa puluhan tahun itu, satu demi satu berguguran.
Salah satunya yang secara geopolitik paling strategis adalah Mesir, sesudah sebelumnya rezim Tunisia runtuh. Tidak lama sesudah Zine El Abidin Ben Ali meninggalkan negerinya, kemudian meledak "revolusi" di Mesir, yang berakhir dengan turunnya Hosni Mubarak yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Runtuhnya rezim Mubarak itu sekaligus membuka kotak pandora, bagi semua rezim berkuasa di dunia Arab, yang selama ini menjadi mitos, tidak dapat diotak-atik, ternyata mereka sangat rapuh, dan tidak dapat bertahan menghadapi aksi protes rakyatnya.
Peristiwa yang terjadi di negara-negara Arab, seperti Tunisia dan Mesir itu, memberikan ilham bagi generasi muda Bahrain, yang mendorong pemerintahan di Bahrain agar membuka diri dengan perubahan yang ada, dan mereka menginginkan perubahan.
Anak-anak muda mengejek Arab Saudi yang mengirim pasukan ke negeri mereka. Mereka merasa tidak memiliki hubungan dengan Arab Saudi, dan mereka merasa lebih kuat, karena sudah ada 1000 tahun yang lalu, dan mereka memiliki budaya yang lebih bebas dibandingkan di Saudi. Mereka bisa menonton film, minum minuman keras, dan segala kenikmatan duniawi tersedia di Bahrain. Semuanya gratis.
Arab Saudi mengirimkan pasukan ke Bahrain dengan alasan ingin melindungi fasilitas pemerintah, seperti tempat pasokan air dan listrik. Tetapi, Arab Saudi yang menjadi salah satu pilar dalam organisasi kerjasama negara-negara Teluk (GCC) itu, nampaknya tidak dapat membiarkan jatuhnya kekuasaan di Bahrain.
Karena, bila Bahrain jatuh, maka ancaman Syiah, sudah di depan mata. Bahrain yang menjadi negara Syiah yang dengan sendiri akan menjadi sekutu Iran akan menjadi ancaman bagi Arab Saudi. Syiah akan menjadi sebuah kekuatan politik baru di Bahrain. Kejatuhan Bahrain akan mempunyai "efek domino" bagi di Qatar, Kuwait, Emirat, Oman dan semua negara-negara Teluk akan jatuh ke tangan Syiah.
Kemampuan Saudi yang sekarang telah mengirimkan pasukan ke Bahrain, sangat diuji. Apakah akan mampu meredam kekuatan kelompok Syiah yang terus merangsek ke tampuk kekuasaan.
Langkah Arab Saudi bukan hanya mengirimkan pasukan, tetapi juga menggelontorkan uang dalam jumlah yang besar kepada rakyat di mana berlangsung aksi protes, seperti kepada Oman, di mana Arab Saudi menggelontorkan uang dalam jumlah yang sangat besar yang tujuannya menghentikan gerakan rakyat.
Oman yang berubah menjadi Syiah akan menjadi ancman yang serius bagi masa depan Arab Saudi, dan kelompok Syiah di Saudi juga sudah melakukan gerakan yang menggunakan kelompok-kelompok yang tidak puas terhadap kerajaan. (mh/cnn)