Delegasi dari Uni Afrika melakukan kunjungan ke kota Benghazi. Delegasi itu ingin memfasilitasi penyelesaian konfik yang sekarang berlangsung di Libya antara pemerintah Libya dengan oposisi. Sementara itu, ketika delegasi berada di Benghazi telah disambut dengan aksi demonstrasi yang menentang kunjungan mereka. "Tidak untuk Gaddafi, tidak untuk anak-anaknya!", teriakan mereka. Ratusan demonstran berusaha menyerbu kendaraan Presiden Kongo, Mali, Mauritania dan Uganda.
Di dalam hotel Tibesti, kekuatan oposisi yang tergabung dalam : Transisi Dewan Nasional (TNC), nampaknya mereka menolak proposal dari Uni Afrika (AU),yang mengajukan rencana gencatan senjata. Meskipun, terdapat sejumlah kemajuan diplomasi yang dicapai pda hari Minggu, di mana setelah pemimpin Libya Muammar Gaddafi Kolonel menerima rencana yang disampaikan oleh presiden Afrika. Namun, TNC menolak rencana tersebut, karena tidak menetapkan bahwa Gaddafi harus menyerahkan kekuasaan dan meninggalkan Libya.
Di antara poin-poin kunci rencana itu disebutkan mengakhiri serangan udara oleh NATO, dan gencatan senjata, yang akan menjadi titik awal untuk melakukan negosiasi antara kedua belah pihak.
Namun TNC sedang tak tertarik untuk berunding dengan Gaddafi tentang gencatan senjata, dan pada Senin lalu mereka menolak proposal yang ditawarkan oleh presiden Afrika. "Ini sangat sederhana, dan ini adalah pendapat orang-orang Libya. Jika hal itu tidak termasuk pengunduran dirinya dari kekuasaan, hal itu tidak akan dapat diterima," ujar juru bicaa TNC Mustafa Gheriani.
Di jalan-jalan Benghazi, kelompok oposisi menegaskan, "Kami ingin dia pergi dan pergi sekarang. Itulah satu-satunya hal kami bersedia untuk membahasnya," kata Husam al-Jawhari, 31, beberapa jam setelah berakhirnya pembicaraan dengan delegasi AU n dengan para pemimpin TNC.
Para pemimpinj T.N.C. mengkawatirkan Gaddafi akan menggunakan gencatan senjata untuk mengkonsolidasikan posisinya dan memperketat cengkeramannya pada kota Barat yang sedang mengepung Misratah, yang berada di bawah kendali oposisi. Tawaran "gencatan senjata" akan memberi jalan pasukan Gadhafi untuk menuju Benghazi, ujar pemimpin oposisi Shamsiddin Abdulmolah kepada wartawan.
Washington dan Uni Eropa mendukung inisiatif ini, mereka mengulangi seruan mereka agar Gaddafi segera meninggalkan kekuasaannya. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan, "Perlu ada transisi yang mencerminkan keinginan rakyat Libya dan pengunduran diri Gaddafi dari kekuasaan dan dari Libya sangat pentng", ujarnya. (mh/tm)