Gedung Putih telah mengumumkan bahwa 4 Juni mendatang presiden AS, Barack obama akan memulai kunjungannya ke dunia Arab, dimulai dari Mesir. Mengapa Mesir? Apakah negara ini panggung terbaik buat Obama untuk pidatonya?
Robert Gibss, Sekretaris Pers Gedung Putih, telah mengatakan bahwa Mesir adalah jantung dari negara Arab. Dengan populasi 80 juta, Mesir tak pelak menjadi negara paling besar jumlah penduduknya di kawasan Timur Tengah.
Dipilihnya Mesir, tak lain karena prioritas keamanan Obama sendiri. Sejak pembunuhan pendahulunya Anwar Sadat tahun 1981, Hosni Mubarak memerintah Mesir dengan jaminan Hukum Emergensi. Status inilah yang membuat pemerintah Mesir "berhak’ menghukum warga negaranya tanpa pengadilan terlebih dahulu, melarang kumpulan massa dan demonstrasi, melakukan sensor media, dan melarang kebebasan berekspresi. Ini saja sudah jadi bekal yang cukup bagi Obama megapa memilih Mesir.
Hukum Emergensi telah digunakan oleh rejim Mubarak untuk menekan dan membatasi berbagai kelompok gerakan seperti Ikhwan, atau perorangan seperti aktivis Saad Eddin Ibrahim, penantang presidensial Ayman Nour, atau para pendukung Palestina seperti Philip Rizk dan Diaa Eddin. Selain itu, ribuah orang Mesir telah ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara oleh Mubarak. Selama tahun 2008 saja, menurut Amnesti Internasional, pemerintah Mesir telah menangkap tak kurang dari 18.000 aktivis! Jumlah yang sangat besar.
Dalam hal ini, hukum Mesir tidak jauh berbeda dengan Israel. Obama tampaknya tak akan menyentuh isyu HAM di Mesir, karena akan sangat kontraproduktif dengan Mubarak. Padahal keputusan Mubarak untuk terus menutup perbatasan Rafah menuju Gaza telah dikecam dan dikutuk habis-habisan, bukan saja oleh orang-orang Mesir sendiri, tapi juga oleh seantero Timur-Tengah.
Itulah makanya mengapa Mesir menjadi presentasi paling pas buat Obama. Kekejaman Mubarak sebenarnya sama saja telah menciptakan sebuah perang. Salah besar jika kemudian Obama tidak akan memilih Mesir sebagai titik tolaknya di dunia Arab. Menurut Robert Gibss, "Cakupan pidato Obama, keinginan sang presiden, lebih besar daripada pidato yang akan menyambutnya."
Walaupun begitu, imej Mubarak sebagai tuan rumah dari Obama akan mengatakan satu hal lain lagi. Obama mungkin akan memilih Indonesia sebagai negara paling banyak penduduk Muslimnya, Indonesia (betul, negara kita) selain juga dimana ia menghabiskan sebagian kecil masa kecilnya. Mungkin ia akan mengatakan seperti yang selalu ia katakan, "AS tidak memerangi Islam dan tak akan pernah." dan, "AS telah diperkaya oleh warga Muslim Amerika. Banyak keluarga Amerika yang mempunyai kerabat Muslim, atau tinggal di sebuah negara yang berpenduduk mayoritas Muslim Saya tahu, karena saya merupakan satu dari mereka."
Lantas bagaimana Dearborn, Michigan, dimana mesjid terbesar berada di Amerika Utara? Komunitas Muslim AS sangat unik karena seperti terpisah dari dunia, tapi kemudian menjadi sasaran empuk dan target serta kambing hitam dari peristiwa 9/11. Selama masa kampanye presidennya, Obama menjauhi Muslim AS, tidak sekalipun mengunjungi masjid manapun di Amerika. Dan hal seperti itu pulalah yang bisa terjadi di balik kunjungannya ke Mesir. (sa/pc)