Dalam sepekan aresi yang sudah dilakukan oleh Israel, sekitar 700 kali serangan ke Gaza sudah dilancarkan. 500 orang warga sipil Palestina tewas, 100 di antaranya anak-anak dan 75 wanita,dan ribuan yang luka-luka. Atas aksi biadab ini, Israel menuai banyak sekali kecaman dan hujatan dari seluruh penjuru dunia. Walau begitu, tentara Zionis itu tak peduli dan terus menggasak tanah Palestina yang sama sekali bukan miliknya.
Ada beberapa faktor mengapa Israel melakukan aksinya ini di penghujung tahun 2008. Berikut analis yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
PERTAMA, walau presiden terpilih AS, Barack Obama diam seribu bahasa atas agresi biadab Israel dalam sepekan terakhir, tapi lengsernya George W. Bush, yang merupakan “kacung” setia Israel dan akan segera naiknya Obama menjadi presiden dilantik, tetapi memunculkan ketakutan yang amat sangat terhadap pemerintahan Obama. Yahudi mempunyai dugaan besar, jika Obama tidak akan terlalu mendukung agresi militer mereka. Jika Israel ingin bertindak memerangi Hamas, itu harus dilakukan dalam beberapa hari terakhir masa kepresidenan Bush.
KEDUA, Israel memanfaatkan transisi kekuasaan AS. Ketika Bush bersiap-siap untuk mengepak koper dan Obama naik pangkat, maka kondisi ini ditengarai akan membuat negara itu mempunyai alasan yang kuat untuk tidak menanggapi agresi keji Israel. AS yang memang selalu menjadi “panutan” bagi negara-negara Dewan Keamanan PBB, akan mempunyai waktu yang cukup.
KETIGA, libur panjang antara Natal 25 Desember 2008 sampai 5 Januari 2009. Israel sudah memperkirakan bahwa kantor-kantor diplomatik akan kembali bekerja setidaknya 5 Januari. Ada waktu sekitar 10 hari untuk dengan leluasa memborbardir Gaza tanpa harus direcoki oleh dilpomasi politik.
KEEMPAT, AS memahami bahwa kekuatan Fattah (kubu Mahmoud Abbas) lebih stabil dibanding Hamas. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya. Hingga tidak heran, AS juga menyetujui Israel menghajar Hamas.
KELIMA, serangan Israel tidak terlepas dari persaingan politik di internal dalam negeri Yahudi dalam pembangunan citra positif bagi rakyat Israel. Persaingan calon kandidat Perdana Menteri Israel menyeruak dalam agresi militer yang dimulai sehari menjelang pergantian tahun baru kemarin. Di mana bulan depan di Israel akan digelar pemilihan umum. Partai-partai politik berlomba-lomba mempertontonkan aksi mereka di depan rakyat Israel, siapa yang paling keras menggebuk Hamas. Maka, Partai Kadima yang dipimpin Menlu Tzipi Livni, yang sedang bersaing dengan Partai Likud, pimpinan Benyamin Netayahu, ingin mempertontonkan tindakannya yang keras kepada rakyat Israel.(sa)