Mendapat Perlawanan, Mesir Gagal Tutup Perbatasan Rafah

Bentrokan antara aparat keamanan Mesir dan warga Jalur Ghaza tak terhindarkan lagi setelah pemerintah Negeri Piramid mengumumkan akan menutup kembali perbatasan Rafah yang memisahkan wilayah Ghaza, Palestina dengan Mesir, pada Jumat (25/1) pukul 13.00 waktu setempat.

Perlawanan yang kuat dari warga Ghaza, akhirnya mampu membuat aparat penjaga perbatasan Mesir mundur dan menarik pasukannya. Menurut sumber di ke manan Mesir, polisi anti huru hara dan aparat penjaga perbatasan mundur dari perbatasan setelah seorang anggota keamanan Mesir tertembak dan mengalami luka-luka. Kantor berita Mesir MENA mengklaim, perlawanan warga Jalur Ghaza telah menyebabkan 22 aparat Mesir luka-luka.

Seorang pegawai pemerintah Mesir yang tinggal dekat perbatasan mengungkapkan, ia melihat truk-truk berisi polisi meninggalkan perbatasan sehingga warga Ghaza bebas melewati perbatasan.

Warga Jalur Ghaza dengan menggunakan buldoser, dilaporkan juga berusaha menghancurkan dua pagar pembatas perbatasan lainnya di perbatasan Rafah.

Menyusul situasi tegang di perbatasan Rafah, Presiden Mesir Husni Mubarak mengundang Hamas dan Fatah untuk bertemu di Kairo. Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Mishaal sudah menerima undangan itu, sedangkan Fatah belum memberikan responnya.

"Saya dan semua saudara-saudara saya di kepemimpinan Hamas siap berperan serta dan siap menyukseskan dialog, " kata Mishaal seperti dikutip Reuters. (ln/presstv/iol/aljz)