16 Mendagri Jerman Secara Khusus Bahas Gerakan Salafi

Menteri dalam negeri dari 16 negara bagian Jerman secara khusus membahas tentang keberadaan komunitas muslim salafi dalam pertemuan rutin mereka. Para Menteri mengkhawatirkan makin meningkatnya komunitas muslim beraliran salafi, yang mereka anggap radikal dan berpotensi menjadi kelompok teroris di dalam negeri.

Boris Rhein, menteri dalam negeri negara bagian Hesse mengatakan, ajaran salafi menjadi poros dan titik sentral bagi mereka yang ingin ikut dalam apa yang disebut "perang suci". "Ajaran salafi membuka jalan bagi para islamis untuk melakukan terorisme," kata menteri dari partai konservatif Persatuan Kristen Demokrat itu.

"Di masa depan, bisa jadi ketika seseorang menyebarkan materi-materi yang menyerukan perlawanan terhadap konsep demokrasi liberal, menumbuhkan sikap radikal, bahkan merekrut para teroris. Kita harus mengubah undang-undang yang mengatur tengang penghasutan dan undang-undang yang mengatur kebebasan untuk berkumpul," ujar Rhein.

Ia juga mengatakan bahwa orang-orang Salafi ingin mengembalikan masa "zaman batu" Islam dan ingin mengubah Jerman menjadi negara teokrasi. Rhein menuding ajaran Salafi mengajarkan kebencian dan sikap tidak toleransi, ingin menghapus budaya Barat, menindas perempuan. "Ajaran Salafi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Barat dan sangat berbahaya," tandas Rhein.

Menteri dalam negeri Jerman lainnya, Joachim Herrman mengungkapkan pendapat serupa. Ia mengingatkan untuk tidak meremehkan makin menguatkan gerakan Salafi di Jerman. "Hampir semua isu-isu terorisme di masa lalu, jika ditelusuri lagi, menunjukkan bahwa ada kecenderungan radikalisasi dari kelompok Salafi. Kita harus hati-hati melihat perkembangan ini," ujarnya.

Surat kabar Financial Times Deutschland dalam artikelnya Selasa (21/6) menyatakan bahwa lembaga intelijen dalam negeri akan mengintensifkan pengawasan terhadap komunitas Salafi. Harian ini mengutip pernyataan seorang pakar di lembaga intelijen itu, yang mengatakan bahwa Jerman dan dunia internasional memandang ajaran Salafi sebagi gerakan Islam yang paling dinamis saat ini.

Salah satu tokoh yang oleh para politisi Jerman dianggap sebagai penyebar ajaran Salafi adalam mantan petinju Pierre Vogel yang setelah masuk Islam dikenal dengan nama Abu Hamza. Ceramah dan khutbah Abu Hamza yang diunggah ke dunia maya sangat popoler di kalangan anak muda yang mengaguminya.

Rhein menyebut Abu Hamza "tukang menghasut" dan punya kemampuan untuk membuat anak-anak muda jadi bersikap radikal. Untuk itu Rhein meminta aparat berwenang untuk menutup dan melarang organisasi "Undangan ke Surga" yang dipimpin Abu Hamza. (kw/thelocal)