Mahathir mengambil contoh Country Garden Holdings Co. Ltd yang berencana menanamkan investasi sebesar 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.377 triliun di Johor.
Perusahaan ini akan membangun hunian berupa apartemen yang dihargai hingga 1 juta ringgit atau sekitar Rp 3,5 miliar per unitnya.
“Di Malaysia tak ada cukup orang kaya untuk membeli apartemen mewah seperti itu, sehingga yang akan masuk adalah orang asing,” ujar Mahathir.
“Tak ada negara yang senang jika orang asing membanjiri negara mereka,” tambah dia.
Dalam wawancara itu, Mahathir mengambil contoh Sri Lanka yang disebutnya “kehilangan banyak tanah” karena tak bisa mengembalikan utang dari China.
Tahun lalu pemerintah Sri Lanka memberi sebuah perusahaan kongsi yang dimotori sebuah BUMN China hak pengelolaan pelabuhan Hambata di wilayah selatan negeri itu.
Hak pengelolaan hampir satu abad itu terpaksa diberikan sebagai ganti pemutihan utang Sri Lanka terhadap China.
“Banyak orang tidak suka dengan investasi China. Kami ingin membela hak rakyat Malaysia. Kami tak ingin menjual negeri ini kepada perusahaan asing yang akan mengembangkan seluruh kota,” ujar Mahathir.
China memang menjadi negara dengan investasi terbesar di Malaysia dengan kontribusi 7 persen dari total investasi asing tahun lalu bernilai 54,7 miliar ringgit.[]