Dengan menggunakan jubah putih tradisional yang melambai, Fadzlan Rabbani al-Garamatan berjalan dari pintu ke pintu dan mengunjungi daerah-daerah terpencil di Papua Barat untuk memperkenalkan Islam.
"Saya melakukan pendekatan yang berbeda kepada nonmuslim dan para penganut animisme dengan mengedepankan pendekatan kemanusian," ungkap Fadzlam dalam wawancaranya dengan IslamOnline.net.
Papua Barat, yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Irian jaya atau Irian barat, merupakan provinsi dengan angka huni atau populasi yang rendah.
Daerah bekas koloni Belanda ini didiami oleh sekitar 2, 6 juta penduduk.
Pemeluk Kristen mendekati angka 78% dari populasi, Muslim 21%, dan sisanya adalah Budha dan Hindu. Di samping itu, masih terdapat praktik animisme meskipun hal itu tidak direkam oleh sensus Indonesia.
Fadzlan, 40, telah menyebarkan Islam di provinsi tersebut sejak 1990. Ia menyampaikan dan mengajarkan secara langsung kepada warga Papua tentang kebersihan, kesehatan, kesabaran, dan sopan santun, sebagai elemen dasar dari ajaran Islam.
"Saya pernah berjalan selama 12 hari untuk menjangkau sebuah daerah terpencil. Dan ketika mereka mulai mungucapkan syahadat, saya menangis."
Ia melakukan perjalanan ke daerah terpencil lainnya yang penduduk lokal di sana mencurigai keberadaannya.
"Beberapa dari mereka terus melempari saya dengan batu, dan bahkan anak panah. Namun, saat ini mereka ada bersama-sama dengan kami."
Melalui yayasannya, al-Fafti Kaffa Nusantara, Fadzlan dan rekan-rekannya membangun 900 masjid, menyediakan pelayanan kesehatan, dan mengajarkan penduduk lokal mengenai Islam. agama baru mereka.
"Sedikitnya ada sekitar 10.000 orang yang kini telah memeluk Islam."
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitae 17.508 pulau.
Dengan pemeluk agama Islam yang mencapau 90% dari total 225 juta penduduk, maka Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemeluk Islam terbanyak di dunia.
Faktor Mempersatukan
Selain menawarkan sebuah bentuk peradaban baru di bagian paling timur Indonesia, Fadzlan juga mengatakan bahwa misi yang dilakukannya juga bertujuan untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi ketegangan politik di Papua Barat sehingga dapat menghindari jatuhnya korban lebih banyak.
"Beberapa pihak mencoba untuk memecah papua dengan menggunakan ideologi," paparnya.
Masyarakat yang cenderung miskin di provinsi yang dianugerahi kekayaan melimpah tersebut telah mengalami berbagai konflik sejak Indonesia mengambil kontrol dari UNTEA pada 1963.
Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang didirikan pada 1965, terus menerus melancarkan misinya untuk membebaskan Papua dari Indonesia. Pemberontakan tersebut setidaknya telah mengambil nyawa lebih dari 100.000 orang.
Daerah tersebut telah terpecah menjadi tiga bagian sejak 2003, yaitu Provinsi Papua, Irian Jaya Tengah, dan Irian Jaya Barat. Sementara itu, kekayaan yang melimpah di bumi Papua-indonesia, terus melibatkan kepentingan pihak-pihak internasional yang ingin menguasai kekayaan alam bumi Papua.
Sebelumnya, Menlu Indonesia telah mengkritik pemerintahan Australia yang memberikan perlindungan kepada para pemberontak. Selain juga, seorang warga negara Amerika tertangkap tangan telah membiayai aktivitas pemberontakan beberapa tahun lalu.
"Jika Papua lepas dari Indonesia, tentu pihak-pihak tersebut akan mudah mengontrolnya," ujar Fadzlan.
Namun, ia percaya bahwa Islam akan mampu menghalau skema separatisme tersebut.
"Ketika mereka berpindah kepada Islam, maka alasan untuk melepaslan diri dari Indonesia akan berkurang."
"Saya punya kewajiban untuk terus berjuang demi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia."
"Islam di Papua, Insya Allah, dapat mencegah Indonesia dari separasi.
Sejarah Panjang
Laporan terbaru dari Belgia–berdasarkan klaim Internationa Crisis Group, menyatakan bahwa salah satu faktor yang meningkatkan ragam agama di Papua adalah migrasi yang dilakukan orang Islam dari berbagai daerah di Indonesia.
Fadzlan menolak klaim tersebut, dan menyatakan bahwa pertambahan jumlah populasi muslim berasal dari penduduk lokal Papua, bukan dari luar.
"Setidaknya ada ratusan dan sembilan kepala suku yang kini menjadi muslim."
"Setiap kepala membawahi sedikitnya 500 warganya."
Fadzlan menyatakan bahwa ia dan timnya, mengajarkan penduduk Papua tentang sosial, kewajiban agama, dan bagaimana nikmatnya hidup tanpa prasangka dan perbedaan warna kulit.
"Kami tidak pernah mengajarkan mereka tentang kebencian."
Berdasarkan keterangan Fadzlan, Islam telah masuk ke bumi Papua sejak abad ke-13 sebelum Portugis dan Belanda masuk dan menjajah Indonesia.
Islam datang ke Papua untuk pertama kali dibawa oleh Syaikh Iskandar dari Samudera Pasai (Aceh).
"Papua mempunyai sejarah panjang sebagai tempat dan masyarakat yang cinta perdamaian. Jadi, umat Islam bukanlah sumber terjadinya konflik di sana." (L2/dendy koswara-islamonline)