Karena dianggap melecehkan agama, Senin (20/11) mayoritas anggota dewan dan oposisi Mesir meminta Menteri Kebudayaan Mesir Farouq Hosni untuk segera mundur. Hal ini terkait dengan pernyataan Hosni minggu lalu yang dinukil sebagian media tentang masalah jilbab, adzan dan tokoh agama yang dinilai bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Ketua Dewan Legislatif Mesir, Fathi Surur – dalam sidang marathon dan panas, Senin (20/11), menyatakan bahwa Menteri Kebudayaan Farouq Hosni dalam waktu dekat akan dihadapkan ke sidang komisi khusus parlemen guna membahas pernyataannya soal jilbab.
Seperti dikutip harian al-Ahram Mesir, Selasa (21/11), dalam penutupan sidang kemarin Surur mengatakan bahwa masalah ini akan dibawa dalam sidang komisi bersama antara komisi agama dan budaya di parlemen. Hal ini dilakukan setelah 130 anggota parlemen meminta Farouq Hosni mundur.
Ketua parlemen Mesir menegaskan, tidak ada yang namanya pendapat pribadi bagi pejabat negara. Barangsiapa yang ingin menyampaikan pendapat pribadinya yang bertentangan dengan tanggung jawab jabatannya, hendaklah segera melepaskan jabatannya.
Farouq sendiri menolak meminta maaf atas penyataannya yang menyebut jilbab wanita Muslim sebagai bentuk kemunduran dan kembali ke belakang. Di menuduh bahwa di belakang perdebatan soal jilbab ini ada alasan politik yang melatarbelakanginya. Farouq mengklaim bahwa Islam tidak pernah mewajibkan jilbab kepada wanita Muslimah. Bahkan dia mengatakan, sekiranya dirinya punya isteri pasti dia akan melarangnya mengenakan jilbab.
Pernyataan Farouq ini dimuat diharian "al-Misri al-Yaum”" edisi, Kamis (16/11). Dia mengatakan, “Wanita dengan rambut mereka yang indah bagaikan mawar tidak boleh ditutupi dari (pandangan) manusia.”
Dia jugamenyatakan bahwa jilbab dan hijab hakiki adalah akhlak dan nurani. Sedangkan hijab dan jilbab (kain) pakaian hanyalah sekadar bagian dari model.
Pernyataan menteri kebudayaan Mesir ini mendapat kecaman keras dari Mufti Arab Saudi Syaikh "Abdul Aziz Alu Syaikh." Dia menyebut pernyataan ini sebagai malapetaka yang menyedihkan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip rambu-rambu al-Qur’an al-Karim. "Sangat menyakitkan bahwa pernyataan itu berasal dari negeri Islam dan dari sebagian orang yang menyatakan dirinya berafiliasi kepada Islam," tegas Alu Syaikh.
Di Mesir sendiri pernyataan menteri kebudayaan ini disambut dengan gelombang aksi demonstrasi. Juru bicara Fraksi Ikhwan di parlemen Mesir, Hamdi Hasan mengeluarkan pernyataan mendadak yang dikirim kepada ketua kabinet dan meminta agar menteri kebudayaan meminta maaf dan dicopot.
Sementara juru bicara Syaikhul Azhar dan Mufti Mesir menyerukan, keduanya akan mengundurkan diri apabila menteri kebudayaan tidak mau minta maaf atas penyataannya yang melecehkan Islam. Keduanya mempertanyakan posisi dan kedudukannya apabila pemerintah tidak mampu menghormati kedudukan keduanya sebagai rujukan Islam tertinggi di Mesir. (was/ikhol-mi)