Berita tentang pernyataan Paus Benediktus XVI masih menjadi head line banyak media massa Barat. Umumnya, media massa Barat mengecam pernyataan yang memantik kemarahan kaum Muslimin dunia karena telah mencederai konsep syariat Islam, khususnya masalah jihad.
Menurut banyak media, Paus telah menggali jurang semakin dalam dan jauh hingga memisahkan kaum Muslimin dengan Kristen. Upaya dialog yang selama ini dicoba dilakukan antara dua pemeluk agama besar itupun, nyaris kandas.
Dengan tajuk, “Paus Melawan Nabi”, harian The Sunday Times terbitan Inggris mengeluarkan kecaman keras terhadap Paus. Dalam artikel itu disebutkan, “Pernyataan Paus memunculkan perpecahan besar di tengah gereja, antara Katholik Orthodoks dan Modern. Sampai-sampai di kalangan mereka yang tidak menolak pernyataan Paus, kini telah mengubah pandangan mereka karena terkejut melihat cara Paus menyampaikan pernyataannya dengan mengeluarkan giginya yang sudah rapuh.”
Sunday Times juga menyatakan bagaimana perkataan Paus mengandung keanehan sejarah, dalam pandangan sejarawan Muslim. Harian tersebut mengutip perkataan nara sumber Barat yang mengatakan, “Islam adalah agama rasional yang ada sebelum Kristen mengalami rasionalisasi. Masalah olah raga, kedokteran mengalami perkembangan pesat di dunia Islam. Kita harus menyatakan bahwa Islam berada dalam barisan rasional.”
Pernyataan yang mirip dilontarkan pula oleh media Inggris lainnya, The Observer. Harian itu membandingkan sikap Paus Benediktus XVI yang justru berseberangan dengan Paus sebelumnya yang telah berupaya mendekatkan dunia Kristen dengan Islam dan berupaya mematikan kemarahan kaum Muslimin. Pada bulan Mei 2001, Paus Vatikan sebelum Benediktus XVI bahkan pernah mengunjungi sebuah masjid di Damaskus guna mendekati kaum Muslimin. Masih menurut harian yang sama, pada tahun-tahun itu, Islam bagi Vatikan dan AS adalah partner dalam perang melawan Marxisme. (na-str/iol)