Hamas tengah melakukan persiapan penuh menghadapi kemungkinan serangan tentara Israel ke wilayah Jalur Ghaza. Sejumlah amunisi dipersiapkan dan peralatan perang disiagakan dalam kuantitas yang belum pernah disiapkan sebelumnya. Rudal, senjata anti tank, misil jarak jauh dan sebagainya, sudah tinggal menunggu waktu untuk digunakan, bila Israel mendadak menyerang Ghaza.
Ini informasi dari harian Yodiot Aharonot, salah sebuah koran terkemuka Israel yang memang kerap memunculkan berita-berita bombastis, meski validitasnya kadang meragukan. Dalam kaitan persiapan yang dilakukan Hamas, harian itu memuat tulisan provokatif bertema, “Kompetisi senjata milik Hamas.” Penulisnya, Elikas Fissman, adalah komentator militer harian tersebut. Ia mengatakan, “Ghaza tengah siaga satu menghadapi Israel.”
Menurut sejumlah sumber intelejen Israel, “Perang besar akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.”
Ia juga menuliskan, betapa Hamas kini dalam kondisi lebih siap dari sebelumnya dan telah mendapat suplai dukungan dari Hizbullah untuk menghadapi Israel dengan bobot persenjataan yang lebih baik. Tentu saja soal dukungan senjata dari Hizbullah untuk Hamas masih belum tentu benar, lantaran selama ini Hamas menyatakan tak memiliki hubungan dengan Hizbullah kecuali soal kesamaan misi menyerang dan mengusir Israel dari tanah Palestina dan sekitarnya. Tapi Fissman mengatakan bahwa apa yang dipersiapkan Hamas saat ini, merupakan buah pelajaran yang mereka petik dari serangan Israel beberapa waktu lalu ke Ghaza dan juga peperangan Israel melawan Hizbullah yang dimenangkan Hizbullah.
Fissman menyebutkan lima fokus pengembangan senjata Hamas. Yakni, perkembangan kualitas rudal anti tank, sebagaimana yang dimiliki Hizbllah. Kedua, perkembangan senjata anti pesawat yang tidak hanya berbentuk rudal anti pesawat tapi juga sejumlah pesawat itu sendiri yang bisa memberi kerugian pada tentara Israel. Ketiga, peningkatan militer laut dengan mempersiapkan aksi peledakan dan penyusupan senjata lewat jalur laut. Keempat, membuat lorong lorong untuk mempermudah lalu lintas pejuang dan arus senjata. Kelima, pengembangan rudal darat sebagaimana yang selama ini telah dilakukan Hamas dengan rudal Al-Qassam nya. (na-str/akhbrn)