Dalam cuitannya pada Jumat pekan lalu, Ozil mengecam kekerasan terhadap minoritas muslim di Xinjiang. Dia juga menyebut negara-negara muslim gagal menyatukan pandangan bahwa apa yang terjadi di Xinjiang merupakan pelanggaran.
“Alquran dibakar, masjid-masjid ditutup, sekolah-sekolah muslim dilarang, cendekiawan dibunuh satu per satu, banyak saudara dikirim ke kamp-kamp,” kata Ozil, dalam bahasa Turki.
“Masyarakat muslim diam. Suara mereka tidak terdengar,” kata dia, melanjutkan, dengan latar belakang bendera ‘Turkestan Timur’ istilah yang digunakan etnis Uighur untuk menggambarkan Xinjiang.
Sementara itu Arsenal mengunggah pernyataan di Weibo bahwa pernyataan itu merupakan pendapat pribadi Ozil. Klub menegaskan punya kebijakan untuk tidak melibatkan diri dalam politik.
Pada Minggu, stasiun televisi pemerintah CCTV membatalkan penayangan Liga Premier antara Arsenal dan Manchester City. Layanan streaming terkemuka, PPTV, juga membatalkan pertandingan di mana klub Ozil menelan kekalahan 0-3 dari City.
China menghadapi kecaman internasional terkait kamp cuci otak bagi muslim Uighur di Xinjiang.
Kelompok-kelompok HAM dan para opengatam mengungkap, lebih dari 1 juta warga Uighur dan etnis minoritas muslim lainnya dikirim ke kamp-kamp yang berada di bawah penjagaan ketat.
Sementara itu saksi yang merupakan mantan penghuni kamp menyebut, mereka juga dipaksa memakan daging babi dan tak diperbolehkan salat. [end]