MCB Minta Insiden "Alkitab" di Sebuah Toko di Inggris Diselidiki

Muslim Council of Britain (MCB)-organisasi warga Muslim di Inggris-menyesalkan insiden yang terjadi di pusat perbelanjaan Mark and Spencer, di mana seorang kasir yang disebut-sebut sebagai Muslim, menolak melayani pembeli yang membeli sebuah alkitab untuk anak-anak.

"Ini insiden yang sangat disesalkan dan perkataan ‘najis’ sangat kasar dan tidak bisa diterima, " kata Inayat Bunglawala, asisten sekretaris jenderal MCB, seperti dilansir Daily Express, edisi Selasa (15/1).

Menurut cerita Sally Friday-pembeli alkitab itu-ia membeli buku "First Bible Stories" untuk cucunya di toko tersebut. Ketika ia akan membayar dan menyerahkan buku itu ke meja kasir, kasir yang sedang bertugas menolak menyentuh buku itu dan meminta rekannya untuk menangani pembayaran

"Saya ke kasir dan mendengar gadis itu mengatakan buku itu najis, kemudian ia menyuruh orang lain untuk melayani saya, " kata Friday, 60, pada Daily Express.

"Awalnya saya tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi kemudian saya sadar, gadis itu mengenakan penutup kepala dan saya paham bahwa di buku ada tulisan Alkitab, " sambung Friday.

Meski demikian, Bunglawala meminta pihak toko menyelidiki masalah ini, untuk mencari kebenaran apakah kejadiannya memang seperti yang tersebar sekarang ini. Ia menekankan bahwa al-Quran mengajarkan agar umat Islam menghormati semua kitab-kitab suci. Apalagi beberapa kisah dalam Alkitab hampir sama dengan ajaran dalam al-Quran.

Sejauh ini belum ada kejelasan bagaimana sebenarnya kejadian di toko itu. Seorang sumber di Mark and Spencer mengatakan bahwa kejadian itu cuma kesalahpahaman. "Saya pikir ada hal yang salah dimengerti atas apa yang didengar konsumen, " kata sumber tadi.

Biar bagaimanapun, insiden ini akan menjadi preseden buruk bagi sekitar dua juta Muslim di Inggris, yang selama ini mendapat sorotan pasca peristiwa bom London tahun 2005. Seorang anggota parlemen Inggris, bahkan sudah melontarkan komentar bahwa insiden itu "merusak" hubungan dalam masyarakat.

"Jika seorang perempuan Kristen menolak melayani seorang Muslim dengan alasan agama, konsekuensinya seperti neraka. Maka sebaliknya, jika Muslim yang melakukan itu, dia harus disingkirkan, " ujar anggota parlemen itu. (ln/iol)