Polisi Israel di bandara Ben Gurion mendeportasi dua perempuan Amerika pada Jumat (8/7) pagi. Pendeportasian itu terkait dengan antisipasi Israel untuk mencegah kedatangan ratusan aktivis kemanusiaan asal Eropa, yang akan mendukung kampanye "Selamat Datang ke Palestina".
Penyelenggara kampanye di Palestina mengatakan, sekitar 600 aktivis dari berbagai negara Eropa yang akan mendukung kampanye itu, dijadwalkan akan tiba secara bersamaan di bandara Ben Gurion hari Jumat ini. Dari jumlah itu, lebih dari setengahnya adalah aktivis asal Prancis. Mereka akan melakukan kampanye damai dengan melakukan kunjungan ke keluarga-keluarga Palestina.
Sejak Kamis malam, Israel sudah mengerahkan polisinya ke bandara Ben Gurion. Menurut polisi Israel, mereka sudah memegang 342 nama aktivis asal Eropa yang tidak diperkenankan masuk ke Israel. Daftar nama itu juga sudah diserahkan ke maskapai-maskapai penerbangan Eropa.
Rezim Zionis dikabarkan sudah mengirim surat instruksi ke seluruh maskapai penerbangan Eropa agar membatalkan tiket penumpang yang namanya terdapat dalam daftar tersebut. Israel melakukan tindakan itu untuk mencegah masuknya aktivis-aktivis yang oleh Israel dicurigai akan melakukan provokasi anti-Israel.
Juru bicara kepolisian Israel mengklaim bahwa sejumlah maskapai penerbangan sudah menyatakan akan mematuhi instruksi Israel itu. Jerusalem Post memuat petikan salinan surat instruksi yang dikirim Israel ke maskapai-maskapai penerbangan Eropa yang isinya menyebutkan, "Karena pernyataan aktivis-aktivis pro-Palestina yang radikal bahwa mereka akan tiba (di Israel) dengan menggunakan pesawat komersial, dan akan mengganggu ketertiban serta melawan aparat keamanan jika terjadi gesekan, diputuskan untuk menolak kedatangan mereka sesuai dengan otoritas yang kami miliki berdasarkan Hukum untuk Masuk ke Israel tahun 1952."
Jumat pagi, sekitar 50 penumpang di Paris yang menggunakan maskapai penerbangan Lufthansa, dilarang terbang ke Israel. Maskapai penerbangan Hungaria "Malev" juga menolak belasan aktivis Prancis yang akan menuju Israel. Di bandara Jenewa, sekelompok warga negara Prancis juga dipulangkan.
Sedangkan dua perempuan Amerika yang tiba di bandara Ben Gurion pada Jumat pagi, dipulangkan ke tempat asal penerbangan mereka, yaitu Athena dengan tuduhan bahwa kedua perempuan itu "berniat melakukan aksi provokasi dan mengganggu keamanan" Israel.
Pihak imigrasi bandara Israel mengklaim, sudah 180 penumpang yang masuk dalam "daftar hitam" yang ditolak oleh sejumlah maskapai penerbangan. (kw/Ma’an)