Maskapai penerbangan EgyptAir telah mengizinkan pramugari untuk mengenakan jilbab jika mereka akan melakukan penerbangan ke negara-negara Arab dan akan memperluas praktek itu ke seluruh jaringan, kata seorang pejabat maskapai, Minggu kemarin (11/11), mengakhiri pembatasan yang diberlakukan di era Hosni Mubarak.
Hal ini mengikuti langkah serupa yang memungkinkan presenter di siaran berita televisi pemerintah untuk mengenakan jilbab, yang boleh menutupi rambut dan kepala tetapi tidak untuk wajah.
Meskipun banyak perempuan Muslim Mesir mengenakan jilbab, pemerintah era Mubarak telah berusaha untuk membatasi penggunaannya di tempat-tempat seperti di televisi negara dan maskapai nasional yang dianggap sebagai wajah publik Mesir.
Presiden Muhammad Mursi dan pemerintahannya telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan memberlakukan penerapan aturan Islam yang ketat, tetapi warga Kristen dan kubu sekuler Mesir masih khawatir tentang pelaksanaan aturan Islam bisa menyebabkan pembatasan sosial.
Maskapai penerbangan EgyptAir sendiri telah merancang jilbab baru untuk dikenakan pramugari dengan seragam operator dan akan selesai sebelum memperluas praktek baru tersebut untuk layanan di luar dunia Arab, kata wakil ketua maskapai, Abdul Aziz Fadil.
Maskapai EgyptAir memulai membolehkan pramugari memakai jilbab dalam perjalanan ke Jeddah dan Madinah dan sekarang telah diperluas ke negara-negara Arab lainnya.
Fadel mengatakan jilbab tidak akan mempengaruhi kerja dari para pramugari dan akan menjadi pakaian opsional.(fq/reu)