Masjid World Islamic Mission di Oslo menggelar acara untuk mengenang para korban serangan teroris di Utoya yang menewaskan 76 orang. Acara itu dihadiri oleh Putra Mahkota Pangera Haakon, Menteri Luara Negeri Jonas Gahr Støre, Duta Besar AS untuk Norwegia Barry White dan Uskup Oslo Christian Kvarme dan tentu saja, Imam masjid Najeeb Naz sebagai tuan rumah.
Dalam pidato pembuka, Imam Naz menyakana bahwa 76 orang yang menjadi korban pembantaian di Utoeya tidak akan mati sia-sia. Kehidupan masyarakat yang selama ini demikian harmonis, akan lebih harmonis lagi. "Hari ini, kita mengenang para korban yang tak berdosa," kata Imam Naz.
Sementara Walikota Oslo, Fabian Stang yang juga hadir dalam acara itu mengatakan, "Pelaku pembantaian adalah orang kulit putih, yang saya tahu dia penganut Kristen, usianya lebih muda sedikit dari saya dan penampilannya hampir sama seperti saya. Tak seorang pun dari Anda yang akan menyebut saya sebagai orang yang mungkin melakukan pembunuhan."
"Jika seorang muslim melakukan sesuatu yang tidak bisa diterima, saya berjanji tidak akan pernah mencap Anda dengan sesuatu yang buruk," sambung Stang.
Menteri Luara Negeri Jonas Gahr Støre, dalam pernyataannya menyebut Anders Behring Breivik–pelaku pembantaian di kamp perkemahan Utoya–sebagai orang yang telah melanggar demokrasi, melanggar hukum dan kesepakatan internasional yang telah ditandatangani Norwegia.
"Saya sangat bahagia karena kecenderungan masyarakat yang berhati-hati menghadapi situasi ini, dan tidak saling tuding. Ini adalah tantangan besar untuk mengetahui mengapa semua ini bisa terjadi," ujar Gahr Støre. (kw/IE)