Di tengah kekhawatiran serangan berulang terjadi di masjid mereka selama dua minggu terakhir, Muslim AS bersiap-siap untuk merayakan Idul Fitri pada hari Minggu besok bersamaan dengan kelompok muslim negara itu mencoba untuk meningkatkan keamanan masjid tanpa memicu kepanikan di antara jamaah.
“Kami meminta anggota organisasi kami dan komunitas muslim pada umumnya untuk ekstra hati-hati dan segera melaporkan setiap insiden pelecehan, penyalahgunaan atau kekerasan ke pihak yang berwenang,” kata Dr Zaher Sahloul, ketua Dewan Organisasi Islam Chicago Raya (CIOGC), dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Huffington Post pada hari Jumat 17 Agustus kemarin.
Pernyataan Sahloul ini datang pada saat CIOGC mengirim memo kepada 63 masjid dan organisasi Islam, meminta mereka untuk menciptakan komite keselamatan serta rencana darurat dan evakuasi yang akan didistribusikan kepada anggota.
Memo tersebut juga meminta polisi untuk patroli pada waktu shalat Ied berlangsung
Seruan serupa juga didesak oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) di Washington DC yang mengeluarkan maklumat keamanan pada 6 Agustus lalu.
CAIR mendesak umat Islam untuk menginstal peralatan pengawasan, permintaan patroli polisi tambahan, dan melaporkan kendaraan yang mencurigakan yang berjalan di dekat masjid menjelang Idul Fitri, yang menandai akhir Ramadhan.
Peringatan ini menyusul adanya serangan terhadap tujuh masjid AS dalam dua minggu terakhir, termasuk tiga serangan akhir pekan lalu.
Menurut laporan, seseorang menembak di Masjid Agung Oklahoma City pada 12 Agustus, dan di Lombard, Illinois, seseorang melemparkan botol yang diisi asam di sebuah sekolah Islam pada 500 orang sedang shalat di dalamnya.
Sehari sebelumnya, seorang warga menembakkan senapan angin di Pusat Pendidikan Muslim di Morton Grove, Illinois, sementara pada 7 Agustus seseorang yang terekam kamera terlihat melemparkan kaki babi di situs masjid yang rencana akan dibangun di Ontario, California.
Pada tanggal 6 Agustus masjid Islamic Society Joplin (Missouri) dibakar dalam serangan pembakaran yang dicurigai, sementara perusak menghancurkan tanda di Masjid al-Islam di North Smithfield.
Meskipun hal itu mendesak bagi keselamatan umat Islam, langkah-langkah keamanan baru ini dikritik oleh sebuah organisasi Islam terkemuka sebagai menakut-nakuti komunitas Muslim.
“Dengan mengirimkan banyak nasihat, Anda juga dapat menakut-nakuti masyarakat, dan itu adalah sesuatu yang kita tidak ingin lakukan,” kata Naeem Baig, Wakil Presiden Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA), kepada Huffington Post.
Baig mencatat bahwa ICNA tidak berencana untuk mengirimkan peringatan khusus, meskipun mengakui pentingnya peran yang dimainkan oleh CAIR.
Karena CAIR adalah kelompok hak sipil, Baig mengatakan nasehat keselamatan mereka adalah “tepat.”
“Namun jika semua kelompok Muslim mulai melakukan hal yang sama, bisa membuat kekacauan,” kata Baig.(fq/oi)