Masjid Al-Aqsha Terancam, Yordania Panggil Duta Besar Israel

Informasi tentang pemanggilan duta besar Israel oleh pemerintah Yordania disampaikan oleh anggota parlemen majelis rendah Yordania yang membidangi hubungan luar negeri Muhammad Abu Hadeib, Kamis (21/8). Pemanggilan itu berkaitan dengan rencana-rencana Israel untuk melakukan penggalian di dekat kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur.

"Menteri Luar Negeri Salah Bashir memanggil duta besar Israel dan secara resmi menyampaikan protes Yordania atas rencana-rencana penggalian Israel yang ilegal itu, " kata Abu Hdeib.

Ia melanjutkan, "Israel merencanakan penggalian di dekat pintu gerbang Al-Mughrabi dan ingin membangun jembatan di sana. Tindakan itu merupakan pelanggaran atas perjanjian damai tahun 1994 dengan Yordania dan perjanjian-perjanjian internasional lainnya."

Penggalian-pernggalian itu, sambung Abu Hdeib, membahayakan pondasi-pondasi masjid al-Aqsha dan akan memicu konflik kekerasan baru di Timur Tengah karena Yerusalem adalah garis merah bagi Muslim dan Arab.

Juru bicara kementerian luar negeri Yordania, Nassar Habasheneh mengungkapkan, pemanggilan terhadap duta besar Israel dilakukan setelah Yordania mendapat informasi bahwa Dewan Kota Yerusalem akan mengambil keputusan untuk melanjutkan pekerjaan di pintu gerbang Al-Mughrabi. "Menteri Luar Negeri mendesak Israel agar menghentikan aksi-aksi sepihak yang bisa mempengaruhi status Yerusalem, khususnya pintu gerbang Al-Mughrabi, " kata Habasheneh.

Israel melakukan penggalian mulai dari bagian Dinding Barat sampai ke pintu gerbang Masjid al-Aqsha pada bulan Februari 2007. Penggalian itu memicu kemarahan umat Islam dan mereka mendesak badan PBB UNESCO untuk menghentikan penggalian yang dilakukan Israel.

Karena aksi protes umat Islam, kantor walikota Yerusalem menghentikan penggalian tersebut. Namun Israel tetap melakukan penggalian di tempat-tempat lainnya di sekitar kompleks Masjid al-Aqsha. Israel memang berniat mendirikan kuil di atas lokasi Masjid al-Aqsha, yang diklaim dulunya sebagai tempat bekas kuil mereka berdiri sebelum dihancurkan oleh tentara Romawi.

Yordania, bersama-sama dengan otoritas Palestina selama ini berperan sebagai penjaga Masjid al-Aqsha dan Kubah Batu, yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang harus dijaga keberadaannya. Namun badan PBB itu tidak pernah bersuara melihat penggalian-penggalian yang dilakukan Israel, yang mengancam keberlangsungan kompleks Masjid al-Aqsha. (ln/al-arby)