Organisasi Konferensi Islam (OKI) lagi-lagi cuma bisa menyatakan kecaman terhadap tindakan pasukan Zionis Israel yang menyerang Masjid Al-Aqsa di Palestina, tanpa melakukan tindakan nyata untuk menekan Israel yang sudah berulangkali menistakan masjid suci ketiga umat Islam itu.
Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu dalam pernyataannya Minggu (28/2) mengatakan bahwa pasukan Israel telah melanggar hukum internasional tentang perlindungan terhadap tempat-tempat ibadah. Menurutnya, serangan pasukan Zionis ke Masjid Al-Aqsa terkait dengan rencana Israel untuk menjadikan dua tempat suci di Palestina sebagai tempat yang diklaim sebagai warisan sejarah bangsa Yahudi.
"Pelanggaran yang dilakukan Israel, beberapa hari setelah pemerintah Israel memutuskan memasukkan Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah ke dalam daftar situs peninggalan sejarahnya secara ilegal, merupakan perkembangan yang membahayakan terkait rencana Israel untuk merampas tempat-tempat suci agama Islam," kata Ihsanoglu dalam pernyataannya.
"Kerusakan sekecil apapun di Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya akan menimbulkan konsekuensi yang serius dan bisa menimbulkan bahaya yang tak terbayangkan bagi keamanan dan perdamaian internasional," Ihsanoglu mengingatkan.
Tentara Israel dan warga Palestina hari Minggu pagi kembali terlibat bentrokan di halaman kompleks Masjid Al-Aqsa di Al-Quds. Betrokan itu dipicu oleh tindakan pasukan Israel yang memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa sambil melempar granat, menyemprotkan gas air mata dan melepaskan tembakan peluru karet. Pasukan Zionis juga memukuli jamaah yang berada dalam masjid dengan menggunakan popor senjata serta pentungan.
Sedikitnya 17 warga Palestina mengalami luka-luka dalam bentrokan itu dan tujuh orang Palestina ditangkap oleh aparat Zionis Israel karena melakukan perlawanan dengan melempari pasukan Zionis dengan sepatu dan batu.
Israel sudah sering melakukan perusakan dan melakukan serangan ke dalam Masjid Al-Aqsa. Namun OKI dan negara-negara Arab dan Muslim tidak pernah melakukan upaya nyata untuk menindak tegas rezim Zionis Israel dan hanya mampu mengeluarkan kecaman.
Faksi pejuang Palestina, Hamas menyerukan agar negara-negara Arab dan Muslim menunjukkan "gigi"nya untuk lebih menekan Israel agar menghentikan serangan ke Masjid Al-Aqsa dan mengakhiri penjajahannya di wilayah Palestina. Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan, serangan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa hari Minggu kemarin merupakan bagian dari skenario Zionis untuk meruntuhkan masjid dan mewujudkan program yudaisasi kota Al-Quds.
Ia menambahkan, Israel sudah memulai rencana yudaisasi dan penghancuran itu sejak lama bersamaan dengan kebijakan perluasan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Israel bukan hanya menggusur rumah-rumah orang Palestina, tapi juga menolak pemberian kartu tanda penduduk bagi warga Palestina, meningkatkan aksi-aksi kekerasan ke Masjid Al-Aqsa dan mulai mengganti nama-nama jalan di Al-Quds dengan nama-nama berbau Yahudi.
Menurut Barhoum, sikap negara-negara Arab dan negara Muslim yang cenderung diam serta kolaborasi pemerintahan otoritas Palestina dibawah kepemimpinan Presiden Mahmud Abbas dengan pihak Israel membuat rezim Zionis makin berani melakukan aksi-aksi serangan dan perusakan ke Masjid Al-Aqsa. (ln/prtv)