Masihkah Irak Mempunyai Minyak?

Irak terus menarik perhatian dunia. Bukan hanya karena ketidakpastian seputar pembentukan pemerintahan baru, tetapi juga karena potensi besar negara, khususnya di sektor minyak. Setelah invasi Amerika ke negara ini, bukan rahasia lagi kalau Irak telah berubah menjadi negara yang karut-marut.

Irak dilaporkan telah menandatangani kesepakatan dengan 11 perusahaan minyak asing yang akan mengeruk produksi minyak sampai lima kali lipat menjadi sekitar 12 juta barel per hari (MBPD) pada 2017. Dorongan tersebut akan mengancam status Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia, yang saat ini mempunyai kapasitas produksi yang diperkirakan mencapai 11 MBPD.

Sebaliknya, ada banyak spekulasi mengenai apakah Irak akan mampu mencapai tujuan ambisius ini dalam waktu singkat.

Mereka yang berpendapat bahwa Irak dapat meningkatkan produksi sampai 12 basis MBPD menyatakan bahwa kenyataannya Irak memang memiliki cadangan minyak besar, namun banyak yang masih belum ditemukan. Jumlahnya mencapai lebih dari 350 milyar barel. Data resmi di sisi lain memperkirakan cadangan minyak Irak sebesar 115 miliar barel, senilai $ 9 trilyun berdasarkan harga minyak saat ini.

Di sela-sela konferensi Energi Masa Depan Irak 2010, Dr Ali Hussain, seorang konsultan minyak, berpendapat bahwa banyak faktor yang menjadikan minyak Irak terendah di dunia. Belum lagi fakta bahwa Irak harus mengekspor minyaknya sendiri melalui sejumlah negara termasuk Turki, Suriah, Yordania, Arab Saudi, dan Kuwait.

Selanjutnya, Dr Hussain menekankan bahwa Irak akan dapat memasarkan dan menjual produksi minsyak sesuai prakiraan Badan Energi Internasional bahwa permintaan untuk minyak akan tumbuh 23% dari tingkat saat ini. Selain ini, Dr Hussain mengatakan: "Irak perlu memanfaatkan kekayaan minyak untuk membangun kembali ekonomi negara ini."

Pertanyaannya, apakah Irak masih mempunyai cadangan minyaknya beberapa tahun mendatang? (sa/aby)