Maraknya aksi demonstrasi yang mengecam AS terkait film anti Islam “Innocence of Muslims”, ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang bendera di Pakistan.
Meskipun aksi protes di Pakistan terkait atas film anti Islam telah menewaskan lebih dari 20 orang dan menyebabkan kerusakan serius di kota-kota besar yang ada di Pakistan, namun hal itu tidak mempengaruhi bisnis yang dijalani oleh Naveed Haider.
Ketika mobilisasi mengecam film AS di mulai, “Saya tahu ada peluang bisnis di sini”, kata Haider yang merupakan manajer di percetakan Panaflex yang bertempat di sebuah bangunan bobrok di Rawalpindi, di kota Islamabad.
“Setiap kali kami melakukan aksi demonstrasi, saya mendapat 10 kali lipat lebih banyak uang daripada hari biasa,” katanya kepada AFP di sebuah ruangan kecil yang berbau tinta.
Bendera AS dijual seharga antara 120 dan 1.500 rupee ($ 1,25 sampai $ 16) tergantung pada ukuran dan kualitas, bendera AS sudah menjadi atribut penting dalam aksi demonstrasi menentang film dalam beberapa pekan terakhir, dan Haider bisa menyaksikan dengan gembira pada saat produk yang dibuatnya dibakar pada aksi mengecam AS.
Ledakan di pasar bendera disertai dengan lonjakan sentimen anti-Amerika di Pakistan.
Begitu banyak bendera AS yang dibeli untuk dibakar telah membuat bendera Amerika Serikat saat ini menggantikan bendera India yang merupakan musuh nomor satu di opini publik – setidaknya menurut penjual bendera.
Bagi Asim, seorang pelayan di sebuah restoran seafood, membakar bendera AS telah menjadi bagian penting dari setiap aksi protes mengecam AS.
“Aksi membakar bendera AS membawa saya mendapat kesenangan tertentu,” kata pria berusia 22-tahun tersebut.
“Ini bukan kejahatan, tapi sarana ekspresi seperti yang lainnya,” tandasnya.
Kebanyakan anak muda yang membakar bendera AS dalam setiap aksi demonstrasi biasanya berafiliasi dengan kelompok-kelompok politik atau agama yang ada di Pakistan.
Jamaat-e-Islami, salah satu partai Islam terbesar di negara, malah menyediakan anggotanya bendera Amerika dan Israel “sehingga mereka dapat menyuarakan kemarahan mereka”, jelas Sajjad Abbas, seorang pejabat partai di Islamabad.
“Kami memiliki perjanjian dengan percentakan dan kami menyediakan mereka kain untuk dijadikan bendera AS atau Israel,” ujarnya.(fq/afp)